Monday, December 17, 2007

Chocolate Soup For The Soul #27 - Selamat Datang di Taman Borjuis

Selamat Datang Di Taman Borjuis

Di abad 21 ini masih mungkinkah ada kisah dongeng Cinderella? Ketika seorang gadis biasa saja akhirnya bisa bertemu dengan seorang pangeran berkuda putih yang menjadi idaman banyak gadis seantero negri. Ini bukan kisah Cinderela. Ada kisah seorang gadis bernama Cindy, Cindy bukanlah gadis merana seperti Cinderela. Cindy biasa saja, malah bisa dikatakan cukup berada. Cindy akan dijodohkan dengan seorang sepupunya yang baru saja kembali dari negri Paman Sam. Sepupunya bernama Valeno. Valeno tidak lancar berbahasa Indonesia, tapi sempurna dalam berbahasa Inggris dan Chinese. Sedangkan Cindy? Bahasa Inggris sedang-sedang saja, bahasa Chinese pas-pas an. Berkumpullah Cindy bersama keluarga Valeno dan sahabat-sahabat Valeno yang hampir semuanya lulusan luar negri. Bukan hal yang mudah, tidak seperti bayangan Cindy. Sejak lama Cindy berkeyakinan, jika Cindy bisa bertemu dengan seorang pangeran kaya raya, berarti bereslah sudah penantiannya selama ini, penantiannya akan seorang pasangan hidup idaman yang terbaik. Ternyata belum selesai, masih ada yang harus Cindy hadapi, yaitu :

1. Keluarga Valeno yang begitu “tinggi” dan “sopan” sekali berbeda jauh dengan keluarga Cindy yang tidak terlalu memperhatikan etiket ala bangsawan. Cindy tegang dan tidak nyaman menjadi dirinya sendiri. Semua mata seolah memandang dirinya. Cindy harus bersikap anggun dan sempurna. Mama Valeno begitu anggun dan lembut sekali. Tidak hanya itu saja, masih ada calon-calon kakak ipar Cindy yang cantik dan penuh dengan etiket. Cindy tidak mengerti apa yang harus ia perbuat ketika duduk bersama di meja makan yang bundar besar itu. Nafsu makan menghilang sekejap. Valeno sesekali melihat Cindy yang tegang. Valeno makin cinta Cindy, Cindy makin takut untuk masuk dalam keluarga Valeno. “I just feel that I`m not supposed to be here with them, it`s not my comfort zone”, gumam Cindy dalam hati.

2. Sahabat Valeno yang lagi-lagi begitu “tinggi” dan selalu berbahasa Inggris dan bercanda dalam bahasa Inggris juga. Tak jarang banyak lelucon yang membuat genk Valeno tertawa terpingkal-pingkal, namun, Cindy tidak menemukan kelucuan sedikit pun. Cindy pun lebih memilih sudut lain, menyepi sendiri, daripada cengo bengo, dan salah merespon lelucon mereka. Setelah beberapa kali Cindy sadar, ketika genk Valeno tertawa terpingkal-pingkal, dan Cindy ikut nimbrung memberikan statement, mereka langsung terdiam tanpa suara. Cindy nggak nyambung. And it`s just another disaster for her. Cindy terus berharap waktu bergerak lebih cepat, bisa segera pulang ke rumah.

3. Gaya bergaul ala Valeno yang ternyata begitu berbeda dengan gaya bergaul Cindy. Valeno lebih banyak diam ketika berada diantara genk Cindy. Sebaliknya, Cindy pun lebih banyak diam ketika bersama teman-teman Valeno. Valeno ngefans Bob Marley, Cindy bingung siapa sih Bob Marley. Cindy hobbie belanja baju dan fashion, Valeno lebih suka nonton bioskop sampai tengah malam saja sekalian. Valeno lebih senang kencan beramai-ramai dengan genknya, Cindy lebih nyaman kalau tidak terlalu ramai. Valeno jarang menanyakan pendapat Cindy, Cindy merasa tidak dihargai karena tanpa persetujuannya Valeno sering memaksakan kehendaknya pada Cindy.

4. Komunikasi antara Cindy dan Valeno yang tidak mengalir lancar. Cindy tidak menyangka kemampuan bahasa Indonesia Valeno sampai separah itu. ”Iya, namanya juga lagi pendekatan, wajar aja kalau cowok jadi bertingkah begitu”, kata Cindy. ”Hah, I don`t get what you mean”, balas Valeno. ”Pendekatan....”, tandas Cindy. ”Apa itu pendekatan?”, tanya Valeno. ”Pendekatan itu PDKT....”, jawab Cindy. ”OK, what`s the meanin?”, tanya Valeno lagi. ”Pendekatan itu misalnya cowok suka satu cewek, nah dia harus pendekatan ke cewek itu, telpon lah, atau sms lah...begitu loh”, Cindy menjelaskan. ”Oh I See...”, akhirnya Valeno mengerti juga. Itu salah satu contoh masalah komunikasi Cindy dan Valeno. Pernah juga kejadian, karena keterbatasan bahasa, kesalahpahaman pun terjadi di antara mereka. Waktu itu Valeno lagi mengendarai mobil dan ketika di depan persimpangan, Cindy sudah bilang ”Turn left”, tapi tangannya mengarah ke kanan. Valeno pun akhirnya mengarah ke kiri, dan Cindy spontan bilang ”Hey, salah!”. Valeno pun bertanya : ”You said TURN LEFT”. Cindy pun malu tersipu-sipu, karena dia salah menerjemahkan bahasa. Parahnya Cindy. Namun walau sudah beberapa kali mengalami masalah komunikasi, Valeno tidak kehilangan feeling kepada Cindy. Valeno masih secara rutin mengejar Cindy, mencoba untuk mendapatkan dirinya. Sayangnya, Cindy sudah hilang rasa, komunikasi antara mereka berdua terasa begitu hambar dan kering, sudah hampir setahun, namun mereka berdua lebih sering berdiam dan Cindy terus berjuang untuk menciptakan topik pembicaraan. Valeno? Bukan hanya berdiam diri saja, dia pun mencoba untuk belajar bahasa-bahasa gaul anak Jakarta, seperti : “Sok jual mahal” misalnya.

Pertanyaan sederhana, kalau Cindy masih ingin mendapatkan pangeran Valeno ini, itu berarti, Cindy harus meng-upgrade dirinya, kemampuan bahasa Inggrisnya, supaya bisa nyambung ngobrol dengan Valeno. Dan sebagai usaha untuk menghilangkan rasa takut berlebihan menghadapi pihak keluarga Valeno, Cindy perlu lebih sering bergaul dengan berbagai jenis lingkungan baru, dan belajar menempatkan diri maupun memilih kata-kata yang tepat dan “nyambung” di saat ngobrol.

- with a good heart, everyday is a good day – maeya 20071216 #27

No comments: