Wednesday, January 16, 2008

You could be the change you wish to see in this world

You Really Could be the change You really wish to see in This world...

Saya berharap :
Dunia ini damai, orang-orang berbahagia, orang puas dengan kehidupannya masing-masing, tanpa harus saling mencela dan menjatuhkan.
Tiada lagi perbedaan antara si kaya, si miskin, si hitam, si putih, si hebat, si bodoh, bahwa semuanya berada dalam posisinya masing-masing dengan tentram dan selaras.
Pernikahan berbahagia, tiada perebutan pasangan, tiada poligami, tiada perselingkuhan, dan setiap pasangan bersyukur dengan hubungan yang sudah dimiliki dan setiap pasangan terus menepati janji untuk selalu setia hingga akhir hayat.
Di Indonesia : tidak ada lagi anak-anak jalanan berkeliaran tanpa tempat tinggal, tidak ada lagi kasus pengedaran narkoba yang menyesatkan, tidak ada lagi pertikaian antar agama suku ataupun permusuhan, tidak ada lagi korupsi kolusi dan nepotisme.
Yang tersisa : damai, tentram, saling menghargai satu sama lain, dan saling menghormati keberadaan masing-masing.
Bisa selalu bertemu dengan orang yang positif, penuh rasa syukur, dan tau terima kasih dan balas budi.
Keluarga harmonis dan saling menjunjung tinggi harkat dan martabat.
Semua tersenyum lepas, bebas, yang ada adalah rasa syukur dan sayang akan kehidupan ini.
Perdamaian dunia.

Dan katanya,
Kita sungguh bisa menjadi bukti dari perubahan yang sangat kita inginkan dalam hidup ini. Berawal dari diri sendiri, dan perubahan itu akan terwujud. Lihat bukti : Nelson Mandela pada akhirnya berhasil menumpas politik pembedaan kulit putih dan kulit putih dan mempersatukan perbedaan selama bertahun-tahun yang sudah menghabiskan banyak sekali nyawa manusia.
Dan ku berharap, ku juga bisa memberikan perubahan itu juga, dalam hidup ini.

Thursday, January 10, 2008

Sang Penghibur - PADI

SANG PENGHIBUR – PADI

SETIAP PERKATAAN YANG MENJATUHKAN

TAK LAGI KUDENGAR DENGAN SUNGGUH

JUGA TUTUR KATA YANG MENCELA

TAK LAGI KUCERNA DALAM JIWA

AKU BUKANLAH SEORANG YANG MENGERTI

TENTANG KELIHAIAN MEMBACA HATI

KUHANYA PEMIMPI KECIL YANG BERANGAN

TUK MERUBAH NASIBNYA

OH BUKANKAH KU PERNAH MELIHAT BINTANG

SENYUM MENGHIASI SANG MALAM

YANG BERKILAU BAGAI PERMATA

MENGHIBUR YANG LELAH JIWANYA

YANG SEDIH HATINYA

YANG LELAH JIWANYA

YANG SEDIH HATINYA

KUGERAKKAN LANGKAH KAKI DIMANA CINTA AKAN BERTUMBUH

KULAYANGKAN JAUH MATA MEMANDANG TUK MELANJUTKAN MIMPI YANG TERPUTUS

MASIH KUMENCOBA MENGEJAR RINDUKU MESKI PELUH MEMBASAHI TANAH

LELAH PENAT TAK MENGAHLANGI MENEMUKAN BAHAGIA

Tuesday, January 08, 2008

Chocolate For My Life 2n Ed - #1

Selamat Datang Di Tahun 2008.
Ketenangan air bisa memecahkan dunia. Ketenangan pikiran bisa mengubah hidup menjadi lebih baik lagi. Jika bukan uang yang harus kita kejar, jika kebahagiaanlah yang seharusnya kita kejar, apakah hidup akan sungguh bahagia pada akhirnya? Belum tentu! Tergantung konsep bahagia itu sendiri. Dan di tahun 2008 ini, tema kebahagiaan seolah menjadi tema hangat dan panas yang akan terus saya bahas, saya tulis, dan saya gali. Ketika semakin banyak orang resah dengan hidupnya. Tidak puas dengan hidupnya. Selalu membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Dan ketika orang semakin terobsesi untuk menjadi kaya, sebelum akhirnya memiliki waktu untuk mewujudkan kebahagiaan mutlak yang selama ini dinantikan.

Orang bilang kalau punya uang cukup dan berlebih, tenanglah hidup ini. Dalam hidup ini selalu ada perbedaan. Beda nasib. Beda hidup. Beda perjalanan kesulitan. Beda keberuntungan. Dan beda yang lainnya. Namun, ada satu yang sama. Sama tujuan. Semua orang hidup dengan tujuan yang sama : mau bahagia, nggak mau susah. Kalau boleh milih, pinginnya terus menerus bahagia, tanpa kesusahan sedikitpun. Sayangnya, putih tidak akan ada tanpa kehadiran hitam, bahagia takkan muncul tanpa sedih terlebih dahulu. Begitulah hidup.

Sekejap menjadi ahli soal hidup? Nggak juga, ini proses belajar untuk lebih memaknai hidup. Begitu banyak jalan untuk lebih memaknai hidup : beragama lebih tekun, terjun ke dalam aksi amal sosial, atau melepas sejauh mungkin dari hiruk pikuk metropolis, untuk menemukan jati diri sesungguhnya. Apa makna hidup saya yang sesungguhnya?

Ketika ke kamar mandi, saya bertemu dengan seorang ibu yang menjajakan kue basah jualannya, menawarkan siapa saja yang hendak buang air kecil. Ada lagi seorang penjaga kamar mandi, yang selalu siap sedia untuk menyiapkan tisue-tisue bagi wanita yang hendak buang air kecil. Ada begitu banyak profesi dalam hidup ini, entah siapa yang melakukan pembagian kelas sosial, tau-tau muncul begitu saja, tanpa diperkirakan.

Pembagian kelasnya adalah seperti ini :

Kelas C,D,E : para pekerja kasar, tukang parkir, penjaga toilet, supir angkot, pembantu rumah tangga, buruh pabrik, office boy, satpam, hansip, tukang cuci piring, cleaning service gedung-gedung dan hotel. Apa lagi?

Kelas A,B : pekerja kantoran, manager, bos-bos, supervisor, bagian marketing, sekertaris, atau para karyawan bank.

Perbedaan mencolok pun terjadi : ada si kaya dan ada si miskin. Si miskin ada yang pasrah karena tidak mungkin bisa seperti si kaya. Si kaya terus berjuang untuk bisa tetap kaya dan lebih kaya, kalau bisa. Cara-cara pun diusahakan supaya bisa jadi si kaya. Tidak pernah ada yang berandai : semoga saya jadi orang miskin. Semua berharap bisa jadi orang kaya. Di sudut sepi hiruk pikuk dunia, tak sedikit orang miskin yang terpuruk dalam depresi berat dan akhirnya mengalami gangguan jiwa. Ada juga seseorang yang dulunya miskin, mendadak kaya, tapi kembali miskin lagi, tidak bisa menerima kenyataan hidup, terus berpikir keras untuk jadi kaya, tak bisa dihindari, orang ini menjadi gila. Sakit jiwa. Lupa ingatan. Sering bengong. Tidak lagi percaya pada siapapun. Orang mengalami gangguan jiwa ketika tidak ada lagi orang yang bisa ia percayai. Semua karena impian semu : ingin sekali segera berubah nasib, ingin sekali pergi jauh dari kemiskinan. Jika banyak orang sudah jengah dengan pembahasan si kaya dan si miskin, bagi saya, kisah ini tidak akan pernah habis. Selama ada si kaya. Dan selama ada si miskin. Semua kisah ini akan terus bergulir.

Salahkah Jika Mencintai Seseorang Tanpa Batas?
Mencintai itu harus tulus dan tanpa perhitungan. Mencintai yang sesungguhnya tidak harapkan untuk kembali. Mencintai hanya berfokus untuk memberikan yang terbaik. Mencintai pun berarti belajar untuk menerima kondisi apapun dengan lapang dada dan dengan rasa syukur.

Namun, mencintai pun ternyata harus ada batasannya. Batasan moral, katanya!

Mencintai tidak lagi tulus tanpa pamrih. Ketika memilih seseorang yang akan kita cintai, begitu banyak perhitungan untung rugi. ”Kalau saya sama dia, apa saya bisa bahagia? Apa saya bisa tercukupi lahir dan batin?”. Dan ketika mencintai seseorang, tidak lagi, bisa menerima apa adanya. ”Dia pemarah, emosional, dan yang parahnya, dia itu kere” Itu bukan cinta lagi namanya. Dan kini, cinta menjadi buyar ketika berbaur dengan segala unsur semua yang dianggap sebagai cinta. Cinta itu nggak boleh sembarangan diberikan kepada orang yang salah. Pilihlah orang yang tepat untuk Anda cintai, jangan sia-siakan cinta Anda untuk orang yang nggak pantes.

Keluarga keturunan darah biru akan melecehkan mereka dari kaum papa. Keluarga dari agama tertentu akan meragukan apakah bisa sejalan dalam menjalani bahtera rumah tangga.

Keluarga level menengah akan berpikir 100 kali ketika melihat calon menantu atau mantunya ternyata tidak sempurna fisiknya. Keluarga level atas akan melihat sebelah mata ketika melihat anaknya akan memilih seorang pekerja kasar, dari kaum marginal, miskin! Padahal cinta kan awalnya muncul bukan karena sisi fisik dan materinya. Cinta muncul ketika ada percikan chemistry yang sulit dijelaskan dengan wujud nyata, hanya sang rasa yang bisa mengerti gejolak rasa itu. Dan cinta pun sulit sekali untuk memilih. Cinta itu mirip seperti kita menyukai satu warna tertentu. Tanpa terencana, ketika ada warna merah, putih, biru, kuning, tapi kita malah memilih warna hijau di baju seorang yang baru saja melewati kita. Faktor kebiasaan dan juga faktor pengalaman lalu yang membuat seseorang memahami apa yang akan dipilih dan apa yang disukainya.

Kalau mencintai dengan tulus orang yang kita sayangi masih dianggap salah juga pada beberapa kasus, bagaimana dengan membenci dengan tulus orang yang kita sayangi? Picik. Naif. Realita. Walau kita menyukai warna hijau, tapi ketika banyak orang lebih menyukai warna biru, warna hijau pun dianggap jelek, hina, aneh, norak, dan nggak sesuai. Dan ketika kita memilih warna hijau, tapi budaya melarang masyarakatnya untuk memakai pernak-pernik warna hijau, kita pun dituntut untuk menyukai warna lain, jangan warna hijau! Orang yang tetep bersikeras menyukai warna hijau, harus mampu membuktikan kalau warna hijau itu lebih indah dibandingkan warna biru. Kenyataannya, warna hijau itu perpaduan dari warna biru dan kuning, namun, tetap saja itu bukan biru! Biru ya biru! Ga ada embel-embel apalah, beda ya beda...nggak bakal bisa sama lagi!

Untungnya, perubahan itu selalu terjadi. Waktu zaman sekolah dulu, saya fanatik sekali dengan warna biru, pokoknya segala macam barang harus warna biru! Lalu seiring berjalan waktu dan trend yang ada di sekeliling saya, saya mulai menyukai warna pink, disusul dengan warna putih, dan kini warna hijau tosca menjadi warna favorit saya. Ada saat juga dimana saya sangat suka sekali dengan warna putih. Untuk fashion, saya cenderung pilih warna putih, karena mudah dipadu padan, dan terkesan suci bersih. See? Minat berubah, kesukaan berubah. Hari ini kita mungkin tergila-gila dengan satu hal, belum tentu besok atau 2 jam kemudian kita masih tergila-gila dengan itu. Manusiawi bukan, kalau ternyata, orientasi orang mengenai cinta pun berubah? Dan orientasi uang mengenai kebahagiaan pun akan berubah? Yang tidak berubah, hanya satu : tetap ingin merasa bahagia. Apapun yang terjadi.

Monday, January 07, 2008

Chocolate Cake For Me

double chocolate layer cake

DOUBLE CHOCOLATE LAYER CAKEThis old-fashioned chocolate cake made our staff swoon! Chef Ed Kasky uses Callebaut semisweet chocolate for the cake and Guittard French-vanilla chocolate for the frosting, but any fine-quality semisweet chocolate will produce a wonderful result in either.

Watch how to prepare this cake like a pro with our hands-on technique video.

Servings: Serves 12 to 14.

subscribe to Gourmet

Ingredients

For cake layers
3 ounces fine-quality semisweet chocolate such as Callebaut

1 1/2 cups hot brewed coffee
3 cups sugar
2 1/2 cups all-purpose flour
1 1/2 cups unsweetened cocoa powder (not Dutch process)
2 teaspoons baking soda
3/4 teaspoon baking powder
1 1/4 teaspoons salt
3 large eggs
3/4 cup vegetable oil
1 1/2 cups well-shaken buttermilk
3/4 teaspoon vanilla

For ganache frosting
1 pound fine-quality semisweet chocolate such as Callebaut
1 cup heavy cream
2 tablespoons sugar
2 tablespoons light corn syrup
1/2 stick (1/4 cup) unsalted butter

Special equipment
two 10- by 2-inch round cake pans

Preparation

Make cake layers:
Preheat oven to 300°F. and grease pans. Line bottoms with rounds of wax paper and grease paper.

Finely chop chocolate and in a bowl combine with hot coffee. Let mixture stand, stirring occasionally, until chocolate is melted and mixture is smooth.

Into a large bowl sift together sugar, flour, cocoa powder, baking soda, baking powder, and salt. In another large bowl with an electric mixer beat eggs until thickened slightly and lemon colored (about 3 minutes with a standing mixer or 5 minutes with a hand-held mixer). Slowly add oil, buttermilk, vanilla, and melted chocolate mixture to eggs, beating until combined well. Add sugar mixture and beat on medium speed until just combined well. Divide batter between pans and bake in middle of oven until a tester inserted in center comes out clean, 1 hour to 1 hour and 10 minutes.

Cool layers completely in pans on racks. Run a thin knife around edges of pans and invert layers onto racks. Carefully remove wax paper and cool layers completely. Cake layers may be made 1 day ahead and kept, wrapped well in plastic wrap, at room temperature.

Make frosting:
Finely chop chocolate. In a 1 1/2- to 2-quart saucepan bring cream, sugar, and corn syrup to a boil over moderately low heat, whisking until sugar is dissolved. Remove pan from heat and add chocolate, whisking until chocolate is melted. Cut butter into pieces and add to frosting, whisking until smooth.

Transfer frosting to a bowl and cool, stirring occasionally, until spreadable (depending on chocolate used, it may be necessary to chill frosting to spreadable consistency).

Spread frosting between cake layers and over top and sides. Cake keeps, covered and chilled, 3 days. Bring cake to room temperature before serving.

corn and crab chowder

Bon Appétit | January 2008

The Bon Appétit Test Kitchen

CORN AND CRAB CHOWDERBe sure to use white corn—it's sweeter.

Prep: 25 minutes; Total: 35 minutes

Servings: Makes 4 first-course servings

subscribe to Bon Appétit

Ingredients

1 16-ounce bag frozen petite white corn (do not thaw), divided
1 cup low-fat (1%) milk
1 8-ounce bottle clam juice
4 tablespoons sliced green onions, divided
2 teaspoons minced peeled fresh ginger, divided
4 1/2 teaspoons fresh lemon juice, divided
2 tablespoons (1/4 stick) butter
4 ounces cooked crabmeat, flaked

Preparation

Reserve 1/4 cup corn. Bring remaining corn and milk to boil in medium saucepan. Cover; remove from heat. Let stand 10 minutes. Puree mixture in blender. Add clam juice, 3 tablespoons green onions, and 1 teaspoon ginger; puree again until almost smooth. Return puree to saucepan; bring to simmer. Mix in 1 1/2 teaspoons lemon juice. Season with salt and pepper.

Melt butter in small skillet over medium heat. Add reserved 1/4 cup corn; sauté 1 minute. Add crab, 1 tablespoon green onions, 1 teaspoon ginger, and 3 teaspoons lemon juice; stir just until warm. Season with salt and pepper. Divide soup among bowls; mound crab mixture in center.

Sponge Cake Coklat Youngy Gunawan

Resep:

Bahan A:
15 btr merah telur (ukuran M)
7 btr putih telur
200 gr gula kastor (manisnya udah pass)
100 gr terigu (aku pake kunci biru)
25 gr maizena
15 gr susu bubuk (aku ga punya, aku pake terigu aja)
15 gr emulsifier (aku ga pake)
25 gr coklat bubuk

Bahan B:
150 gr mentega, lelehkan
3 sdm coklat pasta BF (aku pake coklat pasta biasa)

Loyang :
3 ly bulat 25×4cm atau
2 ly 30×30x2cm, atau
3 ly 22×22x4cm
(aku pake 3 loyang diameter 22, sisa dikit)

Cara membuat:
- campur terigu, maizena, susu bubuk dan coklat bubuk, aduk rata sisihkan.
- Kocok bahan A, kecuali tepung-tepungan, hingga kental, matikan mixer.
- Ayakan campuran tepung diatas adonan telor, secara bertahap sambil diaduk hingga rata.
- Tuang mentega leleh dan coklat pasta, aduk perlahan hingga tercampur rata
- Tuang kedalam loyang, oven hingga matang lk. 15 menit tergantung panas oven. (di aku 25 menit pake suhu 150derajat C)

*Ganache

400ml whipcream ditim sampe panas, tuang ke 500gram DCC cincang, aduk sampe merata dan lembut. Nanti cair gitu hasilnya, masukin kulkas sekitar 3 jam, setip 1 jam diaduk2. Setelah kental dimixer trus dibikin olesan. Ini agak lembek tapi bisa displuit kok.

————————

Susu bubuknya aku ga pake karna ga punya, di rumah lagi ujan dan kasian kalo nyuruh embaknya pergi ke warung ujan2 gitu. SMS papa yg lagi pergi sepedaan, pulangnya nitip minta beliin susu bubuk, eh katanya lagi ada di Sentul, nyasar di bukit apa gitu, buset dah. Pagi2 pamitnya sepedaan cari sarapan ke Pemda Cibinong, lewat Nepal kali ampe jam 2 belom pulang, pake nyasar di Sentul pula, nyampe rumah baru jam 7 malem, ya ampyunnn…. sigh….

Friday, January 04, 2008

The Science of Getting Rich : Wallace

CARA ORANG MELAKUKAN SESUATU ADALAH AKIBAT LANGSUNG DARI CARA BERPIKIRNYA// UNTUK MELAKUKAN HAL-HAL DENGAN CARA YANG ANDA INGINKAN/ ANDA HARUS MENDAPATKAN KEMAMPUAN UNTUK BERPIKIR DENGAN CARA YANG ANDA INGINKAN//
Kita dapat menciptakan apa yang ingin kita ciptakan. Kita bisa mendapatkan apa yang ingin kita miliki dan bisa menjadi apa kita ingin menjadi.
Segala sesuatu yang hidup harus selalu mencari perluasan hidupnya karena hidup pada dasarnya harus meningkatkan dirinya sendiri. Setiap bakat yang kita bina mendatangkan hasrat di dalam benak untuk membina bakat lain. Kita terdorong untuk mengetahui lebih banyak, untuk berbuat lebih banyak, dan menjadi lebih banyak. Kita harus menjadi kaya agar kita dapat hidup lebih banyak.
Rombaklah pola pikir anda dan percayalah bahwa ini benar. Tetapi, sangatlah penting bahwa tujuan anda selaras dengan tujuan yang ada di dalam segala sesuatu.
Altruisme yang ekstrim tidaklah lebih baik atau terhormat dibandingkan egoisme yang ekstrim. Keduanya adalah kesalahan.
Anda hidup seutuh mungkin – bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
Anda harus menciptakan dan bukan bersaing untuk apa yang sudah diciptakan.
Anda dapat memilikinya tanpa mengambil apa yang telah dijauhkan dari orang lain. Anda akan menjadi pencipta, bukan pesaing.