Friday, October 26, 2007

Tak Ingin Dilupakan - Dirly -

Jakarta, 26 Oktober 2007

dengarlah…lagu dari orang yang tak mau putus asa..

dengarlah…lagu dari orang yang tak ingin dilupakan…

Ada kekuatan dari nada-nada indah lagu-lagu. Di saat hari berdera resah, ada melodi-melodi lirih cinta yang menemani hati ini. Ada sisi lain dalam hati kembali terbuka ketika mendengar ketukan suara merdu beberapa orang.

Sudah dua bulan lamanya, gue terus mencari ke sana ke mari, mencari satu lagu berjudul “Tak Ingin Dilupakan”, yang dinyanyiin Dirly – Indonesian Idol. Kapan pertama kalinya mendengar lagu ini – lupa – tapi gue inget jelas, waktu itu malam hari, mendengar salah satu channel radio dan ada chorus dari lagu ini. Dan at that moment, dada gue berdegup semangat bangkit dari keterpurukan (sudah lupa tuh, apa terpurukannya), sekaligus mata gue meneteskan setitik air. Ada kata-katanya yang menyentuh gue perih, sekaligus membangkitkan gue untuk tidak berhenti bernyanyi dan menyadarkan gue untuk tidak putus asa.

Scenenya seperti ini : gue seolah berjalan di satu jalan panjang, sempat tersoak-soak jatuh, lalu gue sadar, gue harus bangkit dan maju terus menuju ke jalan depan hadapan gue, kenyataan hidup itu. Senangnya, ketemu juga MP3 yang terselip di antara tumpukan MP3 lain yang bejubel. Dan ini MP3 yang langka banget, karena sudah gue cari kemana-mana, nggak ada lagu Dirly yang satu ini. Dan lagu ini hadir di saat yang tepat. Kenapa bukan dua bulan yang lalu? Semakin membuat gue percaya, selalu ada waktu untuk segala hal, bahkan MP3 pun ada waktunya, kalau belum waktunya gue menemukan MP3 ini, mau cari ke ujung dunia pun belum tentu ada J (lesson #1 for today)

“Tak Ingin Dilupakan” – Dirly

aku bagaikan ada di saat yang terendah

menjadi bagian kisah terhempas dari cinta

tersiksa cintamu yang tlah dinikmati orang lain

menjadi bagian tawa dan cemooh semua orang

dengarlah…lagu dari orang yang tak mau putus asa..

dengarlah…lagu dari orang yang tak ingin dilupakan…

menepis hari yang sedih membuat kulupa akan arti harga diri

caci makilah atau kau buatku tersenyum hadapi kenyataan

angkat kepala yang tertunduk malu terasa berat

lawan sendiri arus kemenangan orang lain…

dengarlah lagu dari orang yang tak mau putus asa

dengarlah lagu dari orang yang tak ingin dilupakan

menepis hari yang sedih membuat kulupa akan arti harga diri

kukan berdiri di tepi jurang batinku

doronglah aku atau kau raih tangan ini tuk hadapi kenyataan…

menepis hari yang sedih membuat kulupa akan arti harga diri

caci makilah atau kaubuatku tersenyum tuk hadapi kenyataan

menepis hari yang sedih dan aku berdiri di tepi jurang batinku

doronglah aku atau kau raih tangan ini `tuk hadapi kenyataan

Lesson #2 for today, pas denger satu lagu ini, sejak ada 98.7 FM, sering banget denger lagu “Sebelum Cahaya”, shoott…dan gue pun tersentuh dengan lagu ini, langsung terasa angin-angin melankolis, alamak, jadi teringat moment-moment cinta…
By the way, lagu ini keren banget menurut gue, dan “dalem” banget rasanya waktu denger lagu ini…

“Sebelum Cahaya” – Letto

kuteringat hati yang bertabur mimpi, kemana kau pergi, cinta

perjalanan sunyi yang kau tempuh sendiri, kuatkanlah hati, cinta….

Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra yang kan membelaimu, cinta

Kekuatan hati yang berpegang janji, genggamlah tanganku, cinta

Kutak akan pergi meninggalkanmu sendiri, temani hatimu, cinta…

Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra yang kan membelaimu, cinta

kuteringat hati yang bertabur mimpi, kemana kau pergi, cinta

perjalanan sunyi yang kau tempuh sendiri, kuatkanlah hati, cinta….

Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra yang kan membelaimu, cinta

Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra yang kan membelaimu, cinta

Yang kan membelaimu, cinta…

Next, soundtracknya film Indonesia Cintapucino. One of my fave drama story, walau ada yang bilang ini adalah karya Rudi Sudjarwo yang agak mengecewakan, tapi buat gue, film ini quite satisfying. (kecuali film hantu, gue suka most of Indonesian films :D )…kisah drama yang sering gue khayalin, dan ternyata ada sutradara yang mengangkatnya juga nyata di layar lebar. Masih inget, liat film ini di salah satu bioskop fave gue, dengan tiket free dari seorang kru PH yang bikin film ini. Dan gue malah jadi inget kenangan bioskop itu. Di bioskop itu gue pernah mendapat jawaban penting dari seseorang yang selalu muncul di mimpi gue, mulai dari yang indah sampai yang buruk. Simplenya, di bioskop itulah, gue menyadari dalemnya makna lagu “Selamanya Cinta” yang pernah dinyanyiin sama Yana Julio hehehehe….duh sumpeh, karena gue mau publish tulisan ini, gue tidak bisa bercerita dengan lepas dan lugas, kuatir akan ada kesalahpahaman dari pembaca penikmat blog-blog personal ini J anyway, waktu nonton film Cintapucino, gue baru sadar, kalau bioskop tempat gue nonton itu, bener-bener banyak menyimpan kenangan-kenangan gue dari masa SMA sampe masa sekarang ini. Bahkan banyak orang-orang baru yang nggak disangka yang pernah singgah di hati gue, dan di bioskop ini juga beberapa kisah lama harus ditinggalkan, untuk bisa bangkit lagi ke kisah baru yang lebih cerah.

“Selamanya Cinta” – d`cinnamon

di kala hati resah, seribu ragu datang memaksaku…dan rindu semakin menyerang..

kalaulah kudapat membaca pikiranmu, dengan sayap harapanku ingin terbang jauh

biar awan gelisah, daun-daun jatuh berguguran…namun cintamu kasih pergi laksana bintang yang bersinar cerah menerangi jiwaku…

andaikan kudapat mengungkapkan perasaanku, hingga membuat kau percaya…

akan kuberikan seutuhnya rasa cintaku, selamanya, selamanya…

biar awan pun gelisah, daun-daun jatuh berguguran…namun cintamu kasih pergi laksana bintang yang bersinar cerah menerangi jiwaku…

andaikan kudapat mengungkapkan perasaanku, hingga membuat kau percaya…

akan kuberikan seutuhnya rasa cintaku, selamanya, selamanya…

rasa cintaku yang tulus dari dasar lubuk hatiku…oh…

Tuhan, jalinkan cinta bersama…selamanya…

andaikan kudapat mengungkapkan perasaanku, hingga membuat kau percaya…

akan kuberikan seutuhnya rasa cintaku, selamanya, selamanya, selamanya, selamanya…selamanya…

“Kuyakin Cinta” – d`cinnamon

ku datang mencari satu alasan…tuk menepis semua keraguan di dalam hatiku ini…

benarkah bahwa cinta mampu mengobati segala rasa sakitku ini

inginku percaya inginku percaya

kau bilang cinta selalu mengerti

kau bilang cinta tak salah

kau bilang cinta saling percaya

la la la la la …

ku kira kutakkan mampu sadari ketulusan cinta yang sempurna di balik kekurangan ini

namun anganmu kutau cinta kan mengobati segala hampa hatiku ini kini kupercaya kini kupercaya

kuyakin cinta selalu mengerti

kuyakin cinta tak salah

kuyakin cinta saling percaya

la la la la la

yakinlah cinta selalu mengerti

yakinlah cinta tak salah

yakinlah cinta kan saling percaya

la la la la la

“Semua Yang Ada” – d`cinnamon

jauh hari kumerasa kau nanti pasti jadi milikku

tlah terjadi semuanya, kuyakin kau nanti di sisiku

tak peduli apa kata lain, hati ini hanya ingin dirimu

mungkin ini maafkan aku terlanjur sayangi semua yang ada

sudikah kau terimaku, terlanjur sayangi, terlanjur ingini semua yang ada dalam dirimu

ku terima putusanmu, tak akan ku takkan menyesal, ku akui, kupaksakan, untuk manusia sempurna

tak peduli apa kata yang lain, hati ini hanya ingin dirimu

dan kini maafkanlah aku terlanjur sayangi, terlanjur ingini semua yang ada

sudikah kau terimaku, terlanjur sayangi, terlanjur ingini semua yang ada di dalam diri

andaikan kubisa berpaling dari dirimu

oh. Lemas hatiku jika aku harus memilih lagi..

andaikan kubisa berpaling dari dirimu

oh. Lemas hati ini jika aku harus memilih lagi…

dan kini maafkanlah aku terlanjur ingini, sayangi, semua yang ada…

sudikah kau terimaku, terlanjur ingini, terlanjur sayangi semua yang ada…

lesson #4 for today

INT. Dalam Mobil. – beberapa jam lalu –

Cast : gue dan seorang sahabat.

Dan kami terus berbicara, mencurahkan semuanya, dia menitikkan air mata, matanya mulai sembab karena tetesan air matanya, padahal baru saja dia merayakan hari bahagianya. Dan gue menjadi salah satu pemicu tumpahnya semua emosinya itu. Ada sedikit rasa bersalah dalam diri gue, sekaligus rasa puas dalam diri gue. Gue percaya, kegembiraan terbesar justru muncul setelah ada kejadian yang sangat menyedihkan. Dan air mata dari tangisan, menjadi simbol kejadian menyedihkan. Karena air mata itu juga, gue semakin mengenal sahabat gue ini. Ada ruang rapuh dalam hatinya yang selama ini gue anggap sebelah mata, ruang rapuh yang hanya dibuat-buat dan dihiperbola saja, but the truth is not, karena itu bermakna besar banget…

Sempat terngiang di telinga ini liriknya Dirly :

Menepis hari yang sedih, membuatku lupa akan harga diri

Caci makilah atau kau buatku tersenyum hadapi kenyataan

Angkat kepala yang tertunduk malu terasa berat

Lawan sendiri arus kemenangan orang lain….

Dengarlah lagu dari orang yang tak mau putus asa…

Dengarlah lagu dari orang yang tak ingin dilupakan…

Dan untuk sahabat gue itu, well, gue speechless, pertemanan 100 tahun pun, bukan jaminan bisa saling mengenal kedalaman hati dan pikirannya…

May be kata sorry bukanlah kata yang pas, gue memicunya untuk meluapkan semua emosi terpendamnya, dan dengan segala bekal keketusan gue, dan dengan beberapa memori lama bagaimana cara menstimulus pengalaman-pengalaman masa lalu, hari ini gue cukup berhasil menggali beberapa represi dari alam bawah sadar sahabat gue. A lah. Apaan lagi nih.

Anyway, happy birthday to one of my beloved best friend! Secara, dia itu nggak suka membaca, dan sangat anti membaca, gue sih nggak yakin dia bakal baca tulisan ini, padahal tulisan ini special dedicated buat dia loh. Oh yah, dan pelajaran berharga dari beberapa adegan mellow hari ini adalah kalau setiap orang bedaaaa banget, dan nggak bisa kita memaksakan apa yang kita anggap benar ke orang lain, even ke orang yang paling deket dan paling memahami kita, sekalipun. Dan kegembiraan terbesar memang kadang muncul setelah ada kejadian yang sangat menyedihkan.

Closing (asli lagi demam Dirly) :

special dedicated for the three of us..…(and it`s gonna be ur ost.song of this year)

Aku bagaikan ada di saat terendah

Menjadi bagian kisah terhempas dari cinta

Tersiksa cintamu yang tlah dinikmati orang lain

Menjadi bagian tawa dan cemooh semua orang

Dengarlah lagu dari orang yang tak mau putus asa

Dengarlah lagu dari orang yang tak ingin dilupakan

Menepis hari yang sedih membuatku lupa akan arti harga diri

Caci makilah atau kau buatku tersenyum, hadapi kenyataan

Angkat kepala yang tertunduk malu terasa berat

Lawan sendiri arus kemenangan orang lain

dengarlah…lagu dari orang yang tak mau putus asa..

dengarlah…lagu dari orang yang tak ingin dilupakan…

this story special for two great gals : Po & Xen

Wednesday, October 24, 2007

Bulimia

Jakarta, 24 October 2007

- Pergantian cuaca – tubuh uring-uringan butuh perhatian – sudah beberapa waktu nafsu makan berkurang – sehabis makan langsung terdorong untuk muntah – apa ini gejalah bulimia – alamak – dan di kepala ini menari-narilah si dia – dia dengan berbagai pertanyaan hidup – apa memang ini hidup yang elo mau? – sepertinya ada hal lain yang lebih pantas untuk elo kejar – bla bla bla bla – nggak berhenti-henti – diamkan saja nanti dia juga capek sendiri -

Monday, October 22, 2007

Kita kan Baik-baik saja, Kan?

Jakarta, 22 October 2007

Dan kata terakhir tidak selalu harus menyedihkan, kan?

Tidak semuanya harus hitam dan putih, karena masih banyak warna lain yang lebih indah untuk kita berdua, bukan?

Argh, dia mendadak bilang : terima kasih yah, bilang seperti itu untuk diri ini. Dan kutermenung bertanya dalam hati. Apa maksudnya? Dan pertanyaan ini takkan mudah dijawab olehnya, hanya dia dan Tuhannya yang bisa menjawab dan bisa mengerti makna dari selenting kata-kata itu.

Sepertinya saatnya sudah tiba, ketika meniti kenyataan baru, bahwa cinta tidak seharusnya begini. Cinta bukan mengawang-ngawang tak berujung. Cinta bukan bermain-main tanpa lelah. Anak kecil pun harus tidur setelah bermain-main seharian. Begitu pula cinta, cinta tidak seharusnya dipaksa untuk terus menerjang deraan terjal yang melelahkan.

Tapi, hanya satu pinta hati ini. Bisakah kita tetap seperti ini saja? Tidak perlu ada kata terakhir untuk menyudahi seperti kisah-kisah roman yang hanya berujung pada dua pilihan : sedih atau senang saja. Dan bisakah kita tetap sedekat ini? Kubertanya bagaimana kabarmu? Lalu kau bertanya apa yang sedang kulakukan saat ini? Tanpa pertentangan, tanpa kebencian, tanpa kekecewaan terpendam, tanpa keluhan tersembunyi…Yang tersisa, hanyalah harapan bahwa kita ternyata masih bisa baik-baik saja, tanpa harus saling menyakiti, saling mengkhianati, ataupun saling melukai…

Cih… ada orang bilang, itu semua teori. Pokoknya, harus dipilih! Iya atau tidak! Tidak bisa di tengah-tengah seperti itu.

~ Kepala pening ~

Pernahkah merasakan dada sesak, kepala nyut-nyut, lalu melayang-layang, terhuyung-huyung, seolah siap terjatuh terkulai?

INT. – Sebuah Pusat perbelanjaan. – Tadi Siang –

Hampir saja kuterhuyung, kepala tak lagi kokoh, berat badan pun tak lagi seimbang lagi, sekejap kuseperti tidak memiliki tubuh ini. Dimana energi itu. Sempat terkuras dengan berbagai pertanyaan hidup.

~ Pertanyaan-pertanyaan hidup ~ Kepala semakin pening

Dan di saat kepala ini serasa mau meledak dan meletupkan berbagai kegalauan dan pertanyaan, ku malah berhadapan dengan seorang teman yang – entah karena angin apa – menghampiriku dengan segala pertanyaan berat yang selama ini telah menguras energi dan perasaanku. Dia seperti seorang malaikat yang hadir karena telah kuundang sejak lama, sejak kepeningan menemani mimpi-mimpiku di malam hari. Dan malaikat ini hadir untuk membantuku merapihkan benang-benang kusut yang belum juga bisa terurai. Dia hadir untuk menjadi teman untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini kusimpan sendiri dalam kepalaku, dadaku, tanganku, coretan di kertas sembarangku. Iya, dia telah sedikit membantuku, sekaligus menambah pertanyaan-pertanyaan baru yang memekakkan saraf-saraf otak ini.

Buat apa sih elo beragama?

Ketika ada masalah, gue punya pegangan hidup, dan gue mendapatkan jawaban dari masalah-masalah itu.

Dan agama bisa memberikan semua jawaban itu?

Gue yakin bisa, kecuali hal-hal yang memang sudah tertulis secara gamblang di kitab suci, kalau itu memang tidak ada jawabannya, dan ujung-ujungnya akan terjawab dengan : “Inilah karma, inilah takdir, inilah jalan hidup, ini memang sudah harus terjadi, dan sebagainya…”

Apa dengan menjalani agama, elo pun merasa puas dengan hidup elo?

Semuanya dalam proses, dan jujur saja, kadang kala, ada beban besar ketika menjalani semua ini, karena dimanapun gue berada, gue membawa agama itu, dan perilaku buruk nantinya bisa merusak makna dari agama itu.

Tapi agama tidak seharusnya menambah beban elo?

Iya…

Nggak bener kalau agama malah memberikan beban buat elo?

Begini, sederhana saja, seringkali orang beragama terlalu sibuk mengurusi hal-hal besar, mencoba membantu korban kelaparan, mencoba menolong korban perang, mencoba melakukan aksi sosial di luaran, hingga lupa kalau ada hal kecil yang seringkali terabaikan. Keluarga. Padahal keluarga adalah arena untuk membongkar semua kebobrokan hati ini, dan hanya di dalam keluargalah, semua sifat asli yang buruk ataupun baik bisa terkuak.

Tapi, seperti ada yang mensugesti diri elo, apa bener agama hanya seperti itu saja?

Entahlah, tapi di pikiran gue, ada yang kurang, ketika di ruang lingkup ini, gue belum bisa memberikan perubahan sederhana yang membahagiakan orang-orang terdekat.

Nanti elo bisa tertekan karena agama, kenapa tidak jadi diri sendiri saja apa adanya?

Bukannya nggak jadi diri sendiri, tapi… well, ini masalah prinsip, gue malu kalau di luar bisa baik, tapi di dalam kandang sendiri malah amburadul. Dan buat gue, ini penting sekali, ini pertapaan penting buat gue, dan ini misi penting yang besar dalam hidup gue, susah mungkin untuk dijelaskan. Ketika orang sibuk mengurusi politik besar di organisasi, gue lebih memilih untuk merapihkan kondisi di keluarga gue.

Apa elo berniat mengubah kondisi keluarga elo?

Nggak. Bukan seperti itu, tapi gue selalu belajar bahwa keluarga adalah cerminan paling terdekat, untuk tau sudah sebersih apakah hati ini. Bukan berarti gue merubah keluarga dan orang lain. Gue nggak bisa merubah orang lain, gue hanya bisa merubah diri gue sendiri, supaya tidak melakukan kesalahan-kesalahan seperti yang sudah pernah terjadi di riwayat keluarga gue.

Tetep saja, elo sedang memaksa untuk tidak menjadi diri sendiri, Sayang…?

Yah, mungkin bisa terlihat seperti itu, tapi inilah pilihan hidup gue, gue mencoba untuk lebih bahagia dan tenang, dan menyelesaikan tugas-tugas kelahiran gue, nggak hanya mengejar hal-hal yang selalu saja dikejar orang banyak. Dan gue pun pernah mengejar itu juga.

Oh ya, elo percaya dengan kekuatan karma?

Iya, percaya. Tiap orang punya karma masing-masing, dan punya kekuatan terpendam untuk mengatasi karmanya pada kehidupan kali ini. Gue pernah ada contoh nyata, seorang teman lama, mamanya meninggal ketika melahirkan dia, lalu dia giat menjalankan agama dengan harapan bisa mengatasi karma keluarganya (meninggal di usia muda), namun ketika dia melahirkan, dia juga meninggal. Kalau secara karma, kita mungkin bisa dengan mudah bilang, yah kok udah beragama tapi masih bisa mati muda juga? Tapi kalau dari sisi sains, tidak mengherankan, bisa jadi, dia memiliki kondisi tubuh dengan panggul kecil seperti mamanya, dan ketika melahirkan pun sulit sekali untuk mengeluarkan si bayi, seharusnya dia pun bisa menghindari karma ini, dengan memilih metode Caesar, jangan memaksakan diri untuk melahirkan secara normal. Ini salah satu contohnya. Dan buat gue, siapapun tidak berhak untuk menganalisa karma orang lain. Ketika ada orang yang bertahun-bertahun religius namun belum juga robah nasib, bukan hak kita untuk bilang ada yang salah dengan dirinya maupun dengan hati kepercayaannya. Tidak! Karma bukan untuk digunakan untuk menganalisa orang lain. Urus saja diri sendiri, itu sudah sangat-sangat cukup.

Ada yah seperti itu? Jadi di mata elo kekuatan agama bisa merubah karma dan nasib seseorang?

Yes, tapi jangan sampai salah kaprah dalam menilai karma itu sendiri. Seperti ini, misalnya, sering kali gue mendengar ada omongan selenting, kalau rajin berdoa, rajin berbuat baik, nanti bisa beruntung nasibnya, bisa menikah, bisa mendapat pasangan yang sempurna (kaya, baik, cantik/ ganteng, dsbnya), lalu kalau tidak menikah? Ah, berarti something wrong tuh dengan apa yang selama ini dilakukannya. Dangkal sekali jika agama hanya diukur dari berapa banyak mobil yang dimiliki seseorang, diukur dari seberapa mewah pesta pernikahannya dengan pasangan hidupnya, dan hanya diukur dari segala sesuatu yang kasat mata saja. Ada juga kasus, seorang wanita muda, di usia yang belia sudah mati tertabrak motor, lalu terdengar sayup-sayup, ada yang meragukan kekuatan agama, buat apa beragama tau-tau mati muda juga tuh. Agama pun dipersalahkan. Bukankah setiap orang akan mati pada akhirnya? Bukan berarti pasrah pada nasib yang ada, tapi kurang bijaksana jika hanya menilai sesempit itu saja. Manusia lahir dengan membawa jutaan karma di kehidupan masa lampau, buruk dan baik, dan tidak cukup jika hanya berbuat kebaikan dalam hitungan tahunan saja, lalu bisa sekejap menjadi sempurna, dan tidak juga bijaksana jika kita hanya memandang orang yang telah mati muda ini, telah gagal sebagai manusia, pada kehidupan kali ini. Memang, jika bisa lahir dengan usia panjang dan mengisi hidup dengan hal-hal bermanfaat, itu suatu rezeki besar dan keberuntungan besar, yang tidak ternilai. Tapi bukan berarti, ketika seseorang berhadapan dengan kematian, kita langsung menilai, ada yang salah dengan dirinya dan caranya menjalankan agamanya. Kalaupun memang ada yang salah, bukanlah tugas dan hak kita untuk menganalisanya. Sekali lagi, urus saja kejelekan diri sendiri, itu sudah lebih dari cukup. Selebihnya barulah mencoba memberikan manfaat bagi banyak orang, dengan ketulusan hati tentunya.

~ Pening sedikit berkurang ~ diskusi bersambung nanti yah…

Mengatasi kemarahan, kebencian, dendam, butuh banyak waktu, tidak bisa hanya dalam sehari dua hari saja. Ada sebuah cerita, seorang pemuda diminta oleh ayahnya untuk membawa sekantong ikan busuk seberat 1 kg. Selama seminggu lamanya, pemuda ini membawa kantong ikan busuk ini, dengan sekuat tenaga menahan bau busuk yang semakin menggila, menahan rasa pegal di tangannya. Entah apa maksud dari ayahnya. Lalu kembalilah si pemuda ini kepada si ayah, dan si ayah memintanya membawa sekarung beras seberat 10 kg, dan hanya untuk berjalan sepanjang 500 meter saja, si pemuda dengan sekuat tenaga membawa karung beras yang berat itu. Anehnya, langkahnya lebih cepat dibandingkan ketika dia membawa kantong seberat 1 kg itu. Kembalilah si pemuda pada si ayah. Lalu si ayah bertanya, apakah anaknya lelah? Si anak menggeleng, walaupun 10 kg, tapi hanya 500 meter saja, itu tidak masalah. Mana yang lebih melelahkan : membawa kantong 1 kg selama seminggu atau karung 10 kg dengan jarak 500 meter? Si anak pun mengakui, kantong 1 kg lebih melelahkan, walaupun ringan, tapi tangannya tidak boleh melepaskan kantong itu barang sedetikpun.

Kantong ikan busuk seberat 1 kg yang dibawa selama seminggu, mirip seperti rasa benci dan marah kita karena hal sederhana, yang terus kita bawa selama bertahun-tahun lamanya, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur lagi. Tentunya melelahkan jika terus menggenggam erat kantong busuk itu, kenapa tidak kita memilih untuk melepaskan kantong itu dan membuang jauh-jauh aroma baunya dari hidup kita? Itulah kebencian, seringkali selama seumur hidup, kita membawa rasa kecewa, sedih, benci, marah kepada suatu kejadian atau orang-orang yang pernah mengecewakan kita, dan terus membawanya sepanjang hidup kita. Perlahan bau busuk (kebencian) pun menggerogoti kebahagiaan hidup kita.

Masihkah ada orang atau peristiwa yang saya benci dan sesali sampai saat ini?

Tuesday, October 09, 2007

A Night Before

Jakarta, 9 Oktober 2007

- a night before departure –
We just had a very nice time, just the two of us.
We shared those dreams, those memories, and those hopes.
Count our blessings together.
Wish for a better future, a better living, and a better destiny.
And we realized, by the time, we will grow up together..
We will fight for the greatest effort J with a smile accompany us.

My friends,

Life is a simple, hence, beautiful, but we just often make it such a complicated story line.
With a simple pattern of life, shimmered by a grateful feel and positive sense, life would be such a lovely lovely game field to be played with.
I love you, though, love is a very absurd thing to say, to express, and to feel.
At least, I can make sure, for now, that I do love my life, I do need my love to my life, and I do hope you all will feel the same as mine.
And, everything will just change and change. We`ll try to look ahead, not just look back all the pasts. Thank you for my pasts, thank you for my nows, and thank you for my nexts.

EXT. Cozy CafĂ©. – Night –
Cast : You and Me.

“You`re great”
“Oh ya?”
“Yeah, I`m serious”
“Ehm…thank you..”
“I do hope I could do something for you”
“Hey, how nice, I like it”
“Haha..so…I`m serious with what I just said to you”
“What`s that?”
“To be your manager”
“OK…”
“So…soon right after this, deal?”
“Yeah…Lucky me”
“No…Lucky me”
“No..lucky me…”
“OK, lucky us..”

Sebuah pesan untuk Dewa Adramius :
Dari jauh, doa untukmu selalu, hatimu segera tenang, damai, bisa melepas luka dalam hati sedari dua tahun ini. Ketika kamu harus bertarung dengan rasa cinta dan benci, ketika kamu harus terlihat tegar di kehancuran hatimu, dan ketika kamu harus belajar menerima kenyataan bahwa tidak semua hal dalam hidup ini berjalan sesuai dengan keinginan kita.

Catatan kecil untuk Dewa Jalayrus :
Keheninganmu memecahkan kegalauan hati banyak manusia, namun, kehadiranmu menjadi pendingin panasnya sukma bumi ini. Dan kamu menjadi jalan pembuka untuk siapapun, untuk lebih menyayangi dirinya sendiri apa adanya, tanpa harus bertopeng untuk mendapatkan pengakuan hidup.

Puisi terakhir untuk Dewa Tiberius :
Walau berkali-kali kita sadar, jalur salah telah merasuki diri kita, namun, segala cara tetap kita coba untuk melawan arah angin yang ada. Alhasil, kita tersoak-soak dalam keletihan tak berarti, tak berujung, hanya wujud masokisme manusiawi yang menyedihkan. Ya ampun, Dewa, sepertinya, arak kuning sudah membuat mabuk kepala ini, bukan? Sampai-sampai, hanya samar saja terlihat di wajah hamba ini. Sadarlah mentari sudah di depan pelupuk mata, tidak bisa lagi bermabuk-mabukan seperti pecundang lagi di antara para pengecut.

Doa dan harapan untuk Dewi Cupid :
Selalu ada harapan, hidup pasti bisa lebih berisi cinta dan harapan positif, bahwa siapapun bisa merasakan cinta abadi di dalam hati, tanpa sedikitpun dengki, iri, marah, dendam dalam hati ini. Dewi Cupid pun pasti bisa banyak tersenyum ketika merasakan getaran cinta tersebar di antara manusia-manusia ini. Sesekali, bolehlah Dewi, beristirahat sejenak, merasakan harumnya bunga Krisan putih di sisi ruang damai itu.

Pujian syukur untuk Dewa Belarmius :
Lahir untuk bersenang-senang di bumi, lalu berterimakasih atas kesenangan itu, dan setiap kali teringat untuk memaafkan kekhilafan diri sendiri dan orang lain. Terima kasih.

- Minal Ai Din Wal fa idin, Mohon Maaf Lahir Batin -

Selamat hari raya Idul Fitri (Oktober 2007)

Friday, October 05, 2007

If Tomorrow Never Comes

Jakarta, 5 Oktober 2007

If tomorrow never comes?

Menemui orang-orang yang pernah menorehkan kisah luka di masa lalu, minta maaf padanya…

Melunasi janji-janji yang belum terpenuhi…

Minta maaf pada orang-orang yang sudah sejak lama sepatutnya kumaafkan…

Menyatakan rasa sayang yang selama ini terpendam…

Melepaskan semua keinginan egoisme diri sendiri…

Memberikan senyuman terbaik untuk semua orang yang kita temui…

Merasakan udara berhembus lepas…

Memaafkan diri sendiri karena selama ini sudah sering khilaf…

Memberikan kecupan terakhir untuknya, pelukan terhangat untuknya…

Merapihkan semua masalah dan urusan yang selama ini tertunda…

Menyadari detik-detik terakhir hidup ini…

Dan…

Jadikan setiap hari seolah hari terakhir hidup…hari esok belum tentu hadir, bukan?

I love you everyday…I need you everyday…I wish you every minute…

Wednesday, October 03, 2007

Terima Kasih...

Masih ingat dengan 1000 hal yang patut disyukuri dalam hidup ini?
Sekedar review ulang lagi, supaya bisa lebih bersyukur dan menyadari indahnya kehidupan ini…
Terima kasih atas hari ini…
Terima kasih atas nyawa hari ini…
Terima kasih atas kesehatan tubuh ini…
Terima kasih atas sempurnanya bagian-bagian organ tubuh ini…
Terima kasih atas pangan, sandang, papan saat ini yang begitu berlimpah…
Terima kasih atas keluarga yang begitu menyayangi diri ini, orang tua, keluarga besar, saudara-saudara, semuanya…
Terima kasih sahabat-sahabat terbaik, orang-orang di sekitar, rekan kerja, atasan kerja, perusahaan tempat bekerja, semuanya…

Terima kasih atas pekerjaan yang menyenangkan...

Terima kasih atas pembantuku yang sudah 19 tahun di keluarga ini mengabdi…
Terima kasih atas segala kesempatan dan pengalaman berharga, mulai dari masa kecil, TK, SD, SMP, SMA, Kuliah, Kerja…sampai saat ini…
Terima kasih atas kesadaran untuk berterimakasih seperti sekarang ini…
Terima kasih kepada Nammyohorengekyo…
Terima kasih kepada seluruh alam semesta…
Terima kasih kepada bumi ini, semua jagad semesta…
Gan en …
Dua hal yang tidak bisa ditunda dalam hidup ini : berbakti kepada orang tua dan berbuat kebaikan…
Terima kasih, Hidupku…
Terima kasih, Semua orang, semua benda, semua mahluk di bumi…
Dan…
Maafkan semua orang yang pernah kusakiti…
Terima kasih sudah pernah menjadi bagian terindah dalam perjalanan hidup ini…
Terima kasih atas segala nafas, gerakan, dan juga harapan dalam hati ini…

Tuesday, October 02, 2007

Hilangnya Taman Lourdes

Jakarta, 2 Oktober 2007

“…Hidup menjadi begitu sederhana, ketika kita tau apa yang penting untuk dikejar dalam hidup kali ini…”

Well, ketika dunia menjadi riuh ramai dengan hal-hal hedonis, emosi sesaat, nafsu untuk memenangkan harga diri, dan juga obsesi untuk membuktikan siapa “saya” sebenarnya. Segelintir orang berlari-lari mengejar hal yang absurd dan entah apa makna yang ingin diperolehnya. Dan sebagian orang tergeletak dalam pertanyaan hidup : “Apa sih maunya mereka! Aneh sekali, melebih-lebihkan sesuatu yang biasa, membesar-besarkan hal yang sederhana, atas nama harga diri. Halah! Makan tuh harga diri, biar kenyang! Dalam hati ada yang bergumam…”

** Sigh **

Kulihat dia dari sebuah ruang penuh sesak, hanya dari kejauhan kulihat bayang-bayangnya. Argh, lagi-lagi, dia itu hanya manusia bodoh yang mencoba untuk terlihat sedikit pintar, dengan bergaya bak seorang raja minyak besar, nyatanya, dia itu kosong, nggak ada isi! Tapi, mencoba untuk mempesona untuk bisa dipuji nantinya. Kasihan. Hidup seperti itu mana bisa tenang. Mengharapkan pengakuan dari orang lain. Krisis percaya diri. Lari ke kanan lari ke kiri, bertanya-tanya “Hey, kamu suka aku kan…Hey, kamu nggak marah kan sama aku…Hey, apa sih yang bisa aku perbuat untuk kamu…”

Dan…

Di sebuah Taman Lourdes, penawar segala rasa rindu hedonis para manusia. Dewa Adramius, Dewa Jalayrus, dan Dewa Tiberius berdiri dengan jubahnya masing-masing. Jubah kejantanan kaum Adam di Taman Lourdes. Dewa Adramius, sosok tegar, suara bergelegar bak petir, berikrar akan memberikan penawar damai bagi bumi ini, berdiri tegap, menunjuk dengan jari kekarnya “Wahai, Kalian, Manusia-manusia, hitung saja sisa harimu, dan ku akan segera mencabut semua waktumu, kalian sungguh tak tau diuntung, menyia-nyiakan waktu untuk perbuatan bodoh tak berarti seperti itu! Lepaskan semua jubah manusia kalian, memalukan jika sampai Paduka Belarmius mengetahui apa yang kalian perbuat di sini…” Satu detik berlalu, Dewa Adramius lenyap seketika, hanya menyisakan bayangan ungu yang menyilaukan mata. Lalu muncullah Dewa Jalayrus, ketenangannya menusuk hempasan lirih jiwa, dia hanya diam dan melangkah pelan, melihat sekelilingnya, sekelibat manusia tertatih-tatih merogoh sisa nyawa di tanah kotor itu. Dewa Jalayrus masih terdiam, setengah meringis, menatap sinis para manusia, kapan tiba waktunya pulanglah kau ke taman lain yang lebih pantas untukmu. Kesenyapan royak, Dewa Tiberius kini muncul dengan sebilah pedang tajamnya, mengikis segala keraguan hati bahwa di Taman Lourdes inilah persinggahan terakhir para manusia dengan segala mimpi-mimpi palsu dalam gulana hatinya. Dewa Tiberius tak pandang bulu, ditebasnya satu demi satu…tanpa ragu, lirih lirih terdengar pelan, nafas-nafas berdesakan, untuk bisa menyisihkan sedikit raga untuk dibawa ke Taman Lourdes nanti. Dan Dewi Abremius terjaga dari mimpi seabadnya, melihat sepi, kosong, gelap, dimanakah Taman Lourdes yang pernah ditinggalinya, dinafasinya, kini, Taman Lourdes hanya tinggal mimpi…

** Wooozzzz **

Memalukan sekali melihat orang-orang yang sempurna ini masih merintih tidak bahagia karena kurang sempurna, padahal mereka sudah sangat sempurna, tapi mereka belum merasa cukup, dan terus mencari keburukan dari rupa ataupun raga mereka sendiri.