Tuesday, October 09, 2007

A Night Before

Jakarta, 9 Oktober 2007

- a night before departure –
We just had a very nice time, just the two of us.
We shared those dreams, those memories, and those hopes.
Count our blessings together.
Wish for a better future, a better living, and a better destiny.
And we realized, by the time, we will grow up together..
We will fight for the greatest effort J with a smile accompany us.

My friends,

Life is a simple, hence, beautiful, but we just often make it such a complicated story line.
With a simple pattern of life, shimmered by a grateful feel and positive sense, life would be such a lovely lovely game field to be played with.
I love you, though, love is a very absurd thing to say, to express, and to feel.
At least, I can make sure, for now, that I do love my life, I do need my love to my life, and I do hope you all will feel the same as mine.
And, everything will just change and change. We`ll try to look ahead, not just look back all the pasts. Thank you for my pasts, thank you for my nows, and thank you for my nexts.

EXT. Cozy Café. – Night –
Cast : You and Me.

“You`re great”
“Oh ya?”
“Yeah, I`m serious”
“Ehm…thank you..”
“I do hope I could do something for you”
“Hey, how nice, I like it”
“Haha..so…I`m serious with what I just said to you”
“What`s that?”
“To be your manager”
“OK…”
“So…soon right after this, deal?”
“Yeah…Lucky me”
“No…Lucky me”
“No..lucky me…”
“OK, lucky us..”

Sebuah pesan untuk Dewa Adramius :
Dari jauh, doa untukmu selalu, hatimu segera tenang, damai, bisa melepas luka dalam hati sedari dua tahun ini. Ketika kamu harus bertarung dengan rasa cinta dan benci, ketika kamu harus terlihat tegar di kehancuran hatimu, dan ketika kamu harus belajar menerima kenyataan bahwa tidak semua hal dalam hidup ini berjalan sesuai dengan keinginan kita.

Catatan kecil untuk Dewa Jalayrus :
Keheninganmu memecahkan kegalauan hati banyak manusia, namun, kehadiranmu menjadi pendingin panasnya sukma bumi ini. Dan kamu menjadi jalan pembuka untuk siapapun, untuk lebih menyayangi dirinya sendiri apa adanya, tanpa harus bertopeng untuk mendapatkan pengakuan hidup.

Puisi terakhir untuk Dewa Tiberius :
Walau berkali-kali kita sadar, jalur salah telah merasuki diri kita, namun, segala cara tetap kita coba untuk melawan arah angin yang ada. Alhasil, kita tersoak-soak dalam keletihan tak berarti, tak berujung, hanya wujud masokisme manusiawi yang menyedihkan. Ya ampun, Dewa, sepertinya, arak kuning sudah membuat mabuk kepala ini, bukan? Sampai-sampai, hanya samar saja terlihat di wajah hamba ini. Sadarlah mentari sudah di depan pelupuk mata, tidak bisa lagi bermabuk-mabukan seperti pecundang lagi di antara para pengecut.

Doa dan harapan untuk Dewi Cupid :
Selalu ada harapan, hidup pasti bisa lebih berisi cinta dan harapan positif, bahwa siapapun bisa merasakan cinta abadi di dalam hati, tanpa sedikitpun dengki, iri, marah, dendam dalam hati ini. Dewi Cupid pun pasti bisa banyak tersenyum ketika merasakan getaran cinta tersebar di antara manusia-manusia ini. Sesekali, bolehlah Dewi, beristirahat sejenak, merasakan harumnya bunga Krisan putih di sisi ruang damai itu.

Pujian syukur untuk Dewa Belarmius :
Lahir untuk bersenang-senang di bumi, lalu berterimakasih atas kesenangan itu, dan setiap kali teringat untuk memaafkan kekhilafan diri sendiri dan orang lain. Terima kasih.

- Minal Ai Din Wal fa idin, Mohon Maaf Lahir Batin -

Selamat hari raya Idul Fitri (Oktober 2007)

No comments: