Monday, December 03, 2007

Chocolate Soup For The Soul #13

You Are What You Say, You Are What You Think

Kemampuan bahasa mencerminkan kemampuan berpikir seseorang. Bahasa yang digunakan menjadi refleksi tingkat kemampuan berpikir seseorang. Setujukah dengan premis ini? Bicara soal bahasa, ternyata bahasa Indonesia itu bahasa yang menarik, dan lucu, diantaranya kata-kata berikut ini, mari kita nikmati bareng-bareng :

Apakah makna dari kata-kata “sentil, sambit, sundut, jewer, gaplok, tampol, towel, tonjok, jambak, gebok, sengkat, cebok, gembok, gampar, tampa, santet, sableng, sumpel ” ?

Bahasa-bahasa gaul pun bermunculan, dan menjadi simbol dari lifestyle seseorang. ”Bo, Bo, please deh, apa nggak ada yang lain gitu loh, Bo”, kata seseorang yang gaul. Orang gaul biasanya mengakhiri kata-katanya dengan ”Bo”, memanggil orang tidak dengan namanya tapi dengan ”Bo”. Di salon kecantikan pun seringkali petugasnya menggunakan kata akhiran ”Bo”, supaya lebih akrab dan lebih gaul, gitu loh. Awalnya, saya jarang menggunakan kata ”Bo”, sampai akhirnya berkenalan dengan para ”Bo” users, saking keseringan bareng, akhirnya terpengaruhlah juga saya. Lain lagi ceritanya ketika lagi sering bergaul dengan teman-teman Jawa, yang masih kental sekali logatnya, setiap hari bergaul dengan orang Jawa, kebawa juga, dengan istilah-istilah gaul mereka : piye toh (gimana donk), saiki (sekarang), ora iso (gak bisa), gek opo (lagi apa), bajigur (damn), ora ono (gak ada), dan juga matur nuwun (terima kasih). Di sisi lain, ada juga sekelompok teman yang sangat hobi ngomong kasar dan sumpah serapah, seorang teman asal Menado sangat suka sekali bicara ”Cukimay” (ini bahasa kasar banget, lho, nggak tau tapi artinya apa), tiap kali hampir keselip mobil di kemacetan, teman saya yang satu ini akan langsung spontan ngomong bahasa ini. Ada lagi seorang teman, cewek funky gaul gila banget, sangat hobi mengucapkan kata ”Tai Kucing luh!” atau ”Katro Luh! atau ”Deso dasar!”. Kasar banget ya rasanya, tiap kali denger begitu, saya suka ngilu sendiri, duh, kalau saya sih kalau dibentak dengan kata ”Tai Kucing Luh”, rasanya sih bakal sakit hati nggak yah, secara, saya itu sensitif banget dan lumayan mudah tersentuh dengan bentakan-bentakan yang kasar. Tidak jarang, saya pasti complaint sama teman saya yang hobi untuk bilang ”Bego luh!” atau ”Goblok banget sih luh!”, dan saya akan bener-bener bilang betapa saya nggak suka kalau saya diomongin dengan bahasa kasar itu.

Dan honest to say, di keluarga saya pun, ada kebiasaan untuk menggunakan kata-kata kasar seperti itu, sehingga saya pun sering complaint dan dikenal sensitif banget. ”Kan, cuma kata-kata doank, gitu aja kesel, payah deh ah”, biasanya saya akan dicomplaint balik seperti itu. Tapi, seiring dengan complaint-complaint saya, sekarang kebiasaan kata-kata kasar itu sudah jarang mampir di telinga saya, terutama di keluarga, udah jarang sekali bermain dengan kata-kata kasar. Fortunately. Saya percaya, bahasa yang kita gunakan setiap hari terus-menerus, tanpa sadar akan melekat di pikiran, dan mempengaruhi gaya berpikir kita. Dan sebagai orang yang beradab dan berpendidikan, hal pertama yang musti dijaga adalah kata-kata yang dipakai deh (Setuju?). ”A...lah, jaim, apa adanya aja, kale!”, protes seorang yang hobi mengkonsumsi kata-kata kasar. Hehehe, semuanya teuteup kembali lagi kepada masing-masing kita. Mulutmu harimaumu, hati-hati aja kalau berhadapan dengan lingkungan tertentu yang tabu untuk bicara kasar, dan first impression itu penting banget, kan. Kalau dari awal kenal, orang sudah melihat diri kita kok mahir banget omong jorok dan omong ”kebun binatang”, dia yang tadinya berminat untuk pedekate atau mungkin kerja sama bisnis, bisa ilfil, dan takut kali yah sama kita.

Selama masih bisa berbicara, lidah masih berfungsi, kenapa tidak, kalau kita manfaatin sebaik-baiknya, keluarin kata-kata yang indah dan positif saja, kurangi kalau perlu tumpas saja bahasa-bahasa kasar yang bisa menyakiti perasaan orang lain yang mendengar apa yang kita katakan. Bisa karena biasa. Bisa ngomong kotor/ kasar, karena terbiasa ngomong kotor. Bisa ngomong yang sopan, pun karena sudah terbiasa ngomong sopan. Dan dengan sering bergaul diantara orang-orang yang positif, kita pun bisa jadi positif. Yeah..:D

- with a good heart, everyday is a good day – maeya 20071202 #13

No comments: