Monday, June 07, 2004

Bicara soal kemapanan

Kalo tahun-tahun yang lalu, kayaknya tabu banget untuk menentukan kriteria pasangan dari sisi kemapanan dia..hari ini, gua ketemu temen lama (cowo) dan kita bicara banyak soal kemapanan..apa itu kemapanan dan kenapa sih kemapanan itu penting. Tidak ada tuh batasan kemapanan dan kapan harus mapan ... yang pasti sih, seorang cowok memang dituntut untuk punya kondisi kemapanan, yang kaum hawa biasa mendefinisikannya dari segi fasilitas dan materinya...hmm...kedengeran sadis tapi ya inilah hidup, kaum adam sepertinya tercipta untuk selalu melayani kaum hawa dari segi fasilitas kah? atau dari segi fisik semata? kalo kaum hawa melayani kaum adam dari segi lain...segi kelembutan, segi kenyamanan disaat kaum merasa lelah dan capek karena udah kebanyakan berjuang untuk bisa memenuhi kebutuhan dari kaum hawa. siapa bilang, cinta tidak butuh kemapanan....siapa bilang, cinta hanya butuh cinta semata aja...anak-anak kan nggak makan batu nantinya..

1 comment:

Que n Que said...

Orang banyak berkata "kamu tidak bisa hidup susah yah" hanya karena gaya hidup kita yg terlalu berlebihan dr sisi pandang mereka. Ya? Really? Do you really think so? How do you define a person a freak or a weirdo, just becos they do not wear the same style you wear, dont wear the same attitude, you judge them weirdo, strange person. Yeah?

Same thing here, bukan berarti aku hidup berlebihan kalo sekarang aku belanja banyak barang. Hanya karena waktu-ku sedikit, aku harus belanja sekali saja. Tapi balik lagi ke masalah hidup susah, hidup itu susahnya dan mudahnya tidak berdasarkan dari suami saja. atau satu orang saja.

Saya tidak percaya saya tidak bisa mengubah hal itu. Memang di kalangan masyarakat indonesia sekarang, istri harus mengurus rumah tangga dan suami bekerja, doesnt always means housewife cant change the world.

Sisi kemapanan suami itu essensial tapi usaha seorang istri bukan hanya dr segi kelembutan, dst itu, i would say, a bit more effort beyond all those baseic housewives' jobs would change thing. Balik lagi ke realita, dont tie a knot before you are ready. Janganlah menikah sebelum siap menghadapi soal kemapanan.