Friday, July 27, 2007

Kesombongan Rohani

Sedikit santai, sedikit bekerja, banyak berpikir, banyak bekerja – Day

Rujakan selesai, keceriaan tersisa, kepuasan hidup menambah sedikit.

Kesombongan rohani. Setelah beragama dan belajar mengenai spiritualisme, tanpa sadar orang menjadi angkuh dan merasa diri sendiri lebih benar dibandingkan orang lain. Padahal kualitas iman sangatlah relatif, tidak pernah ada istilah imannya lebih kuat dibandingkan iman temannya atau istilah wah imannya kurang mantep dan hidupnya pun masih begitu-gitu saja walaupun sudah beriman. Apa sebenarnya makna dari beriman? Apakah beriman berarti seseorang mendapatkan apa saja yang dia mau? Atau apakah berarti seseorang selalu bebas dari kesulitan dan apakah berarti seseorang sudah sempurna tiada cacat? Kesombongan rohani berbahaya sekali karena ketika seseorang sudah merasa sempurna dalam iman dan hati kepercayaannya, seketika itu juga rasa sombong perlahan muncul, dan tanpa sadar menjadi penganalisa hebat yang mampu menghakimi kualitas iman orang lain. Siapalah kau? Tidak pernah ada yang bisa menilai kualitas iman orang lain selain dirinya sendiri. Jadi, yang bisa menentukan apakah kualitas iman sudah baik atau belum, bukanlah orang lain, tapi hanya satu orang saja : diri sendiri. Saya tidak bisa menilai Anda. Anda pun tidak bisa menilai saya.

Lebih Menghargai. Setiap orang butuh penghargaan sekecil apapun. Oh Jeez...keseringan berada di luar rumah jadi lupa kalau menghargai orang-orang terdekat itu jauh lebih penting penting dan wajib hukumnya. Kenapa kalau sama teman bisa bersabar dan penuh dengan penghargaan, tapi kalau sama orang terdekat : orang tua, saudara, atau siapa saja di dalam rumah kita lebih cuek dan nggak pedulian?

Ada waktu untuk segala sesuatu, kesabaran itu penting...penting...penting...

Setiap berhadapan dengan situasi, diamlah sejenak, berpikir, dan sadari...sadari...

Beda orang sadar dengan yang tidak sadar adalah orang sadar selalu ingat dengan pola tingkah laku yang akan dikerjakannya.

No comments: