Friday, September 28, 2007

Ketika Layar Tertutup Sudah

Ini Tentang Semuanya, Kita, Dia, Kamu, Saya, Mereka…
EXT. Jembatan Kasih, Sebuah Ruang Hati Rindu. – Night –
Pemain : Aku, Kamu, Kita, Semua

Ketika layar hampir tertutup, dan kita masih termenung berharap layar tidak akan pernah tertutup untuk kita. Berharap semoga layar itu akan selalu terbentang luas untuk semua yang ada di antara kita ini. Dan kita hanya terdiam, menghitung nafas, bergumam dalam hati…please, tunggu, tunggu, biarkan aku mencoba lagi, aku janji, ini kali terakhir, nggak akan aku sia-siakan lagi, sungguh mati, kutakkan berdusta lagi, takkan ingkar lagi.

Dan layar tak lagi bergerak. Kita punya kesempatan itu lagi. Mencoba wujudkan semua mimpi di panggung hidup penuh riuh riah penonton. Perlahan melangkah, terkadang mundur, lalu sadar untuk maju lagi, dan lagi-lagi, kita kembali terjebak dalam kegelisahan bahwa tak lama lagi layar akan terbuka, lalu tertutup, lalu terdengar riuh penonton nun jauh dekat di antara kita, dan hati gelisah…tak tahu mau berbuat apa. Terus berharap, tolong….tunggu, aku sedang mencobanya…aku hanya…hanya ragu, apa ini jalan yang seharusnya kupilih. Dan layar tak sudi mendengar, waktu sudah terbuang cukup banyak, tapi tetap saja janji itu tak pernah nyata. Layar kebal dengan semua janji-janji yang pernah ada. Cobalah, tuk mengerti, ini tidak mudah, ketika ada jalan yang selalu ingin kutuju, tapi kusadari itu jalan yang selalu ditabukan, dilepehkan, diasingkan oleh….(lagi-lagi) mereka itu, para penonton kehidupan kita.

Ah, apa maumu, Nduk. Layar sudah harus segera tertutup, ada kisah lain yang sedang menunggu kehadiranku. Sadarkah kau, sudah berapa kalpa detik yang kausita dariku, hanya karena kegelisahanmu dan keinginanmu yang jauh lebih besar daripada kenyataanmu itu. Perlahan, dia terisak, terkulai lemah, lutut lemas, dan dia meruntuk dalam ketidakberdayaan. Ya Allah, apa memang ini takdir yang sudah Engkau pilih untuk hambaMu ini, tolong jawab, Ya Allah. – Sepi – Tiada jawaban.

Perlahan layar tertutup. Detik demi detik, bergerak tanpa letih. Dan tak lama lagi kisah kan tuntas, tepat ketika layar tertutup. Dan di balik layar itu akan selalu berdiri tegap kisah aku, kamu, kita, semua, berharap, tak lama lagi, layar akan berubah pikiran, dan berbaik hati, menaikkan kembali layarnya, untuk kita semua. Untuk kembali merajut harapan yang terkoyak oleh kegelisahan naïf manusia, ingin cinta namun tak sudi mencinta, ingin memiliki namun tak pernah sungguh nyata ada niat itu, yang tersisa hanya kepingan-kepingan mimpi, imajinasi, harapan, dan sisa-sisa memory mimpi-mimpi di malam hari yang belum sempat terlupakan ketika fajar menyapa…

Kupinta dengan segala rasa sayang dan hormat, Ini hanya untuk aku, kamu, kita, dan mereka yah. Seperti biasa, bawa peti kuno itu, di tempat biasa, di waktu yang sama, di mimpi yang tidak jauh berbeda..


No comments: