Wednesday, September 12, 2007

Bridge of Love (#5)

08. INT. Gereja Tua. – Day –
Pemain : Dewi, Romo Florensius.

Dewi berdiri di depan gereja tua, terlihat daun-daun kering beterbangan, mengotori jaket Dewi. Dewi memasuki salah satu pintu gereja tua. Suasana gereja gelap dan hanya ada seorang ibu tua berambut putih sedang berdoa dan membuat tanda salib. Dewi memasuki ruang pertobatan.

Dewi
Romo, aku bertobat, mohon ampuni aku, Romo…

Romo
Ada apa, Anakku?

Dewi
Romo, aku sangat mencintai dia…

Romo
Lalu kenapa?

Dewi
Tapi, dia bukan lelaki yang Bapa pilih untukku…

Romo
Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?

Dewi
Romo, kami berbeda….

Romo
Tapi kalian berdua sama-sama anak Bapa…semua adalah sama…

Dewi
Romo, Tuhan kami berbeda….apa yang harus aku lakukan?

Romo…
Erm…baiklah, begini, Anakku…seberapa dalam kamu mencintai dia?

Dewi
Cintaku sedalam cintaku pada Bapa di surga, kedua orang tuaku, dan juga diriku sendiri, Romo…

Romo
Baguslah, jadi apa yang kau risaukan, Anakku?

Dewi
Romo, orang tua kami menentang cinta kami…

Romo
Karena perbedaan Tuhan itu?

Dewi
Aku bingung, Romo…haruskah aku membuang jauh dan membunuh rasa cinta ini…

Romo
Anakku, tetaplah mencintai, karena hanya dengan cinta itu kamu bisa hidup…

Dewi
Aku sakit, Romo, setiap kali aku menyadari, cinta kami tidak mungkin bersatu..jembatan, benteng perbedaan itu terus menghantui tidurku di malam hari…

Romo
Anakku, mungkin sudah saatnya kamu belajar untuk mencintai dengan tulus dan belajar untuk menerima kenyataan hidup…

Dewi
Ajari aku, Romo…aku sedih…aku sakit…dadaku sesak…aku hancur, tak berdaya dengan rasa cintaku sendiri….

Romo
Tenang, Anakku, Allah Bapa selalu sayang dengan anak-anakNya yang bisa mencintai dengan tulus….

Dewi
Maafkan aku, Allah Bapa, aku sadar aku salah…aku sadar aku melakukan dosa…lelaki itu tidak seharusnya kucintai, tak seharusnya aku menggoda lelaki yang sudah memiliki kekasih…maafkan, Bapa, hamba berdosa, telah melanggar perintah Mu, hamba telah mencuri apa yang bukan menjadi milik hamba, hamba telah merusak janji hamba untuk mematuhi perintahMu, Bapa…Ya, Bapa, ampunilah hambaMu ini. Berikan hamba kekuatan untuk menerima kenyataan, bahwa lelaki itu tidak boleh lagi hamba mimpikan dalam tidur malam maupun siang hamba. Ya, Bapa, ampunii…..

Dewi menangis terisak sedih.

View : Ruangan gereja tua yang sudah reyot dan terdengar bunyi dentang bel kencang sekali. (Dungg…)

No comments: