Sunday, August 31, 2008

Tipe-tipe Lelaki Yang Perlu Dipertimbangkan Ulang

Masih ingat pesan orangtua yang mengharuskan kita melihat dulu bibit, bebet, dan bobot Si Dia sebelum menikah? Meski sekarang sudah banyak diabaikan, sebaiknya Anda mulai memerhatikan lagi pesan ini. Toh, ini untuk kebaikan Anda.

Bayangkan jika ternyata si dia yang Anda nikahi atas nama cinta itu ternyata tak bisa meninggalkan kebiasaan buruknya. Bukannya bahagia yang dirasa, tapi sesal yang didapat. Itu sebabnya, cermati dulu apakah si dia termasuk dalam jenis lelaki seperti di bawah sebelum Anda memutuskan untuk menerima pinangannya.

1. Pengangguran
Pria jenis ini senang berpindah-pindah tempat kerja. Itu karena ia suka kerja semaunya dan akhirnya dipecat. Namun, dia malah menikmati masa menganggur. Alasannya, ingin selektif memilih pekerjaan. Saat menganggur, ia juga tak terlalu pusing karena memanfaatkan subsidi orangtua. Pria seperti ini susah diharapkan menjadi kepala keluarga. Bagaimana bisa memenuhi kebutuhan tiap bulan kalau ia sering keluar kerja dan menganggur? Jika tetap ingin menikahinya, butuh kesabaran tingkat tinggi. Anda harus terus memberinya semangat untuk mencari kerja dan betah di tempat kerjanya itu.

2. Playboy
Meski katanya sudah insaf, yang namanya playboy tetap harus diwaspadai. Semua orang tahu playboy tak bisa setia hanya pada satu pasangan. Untuk memastikannya, coba ingat seberapa sering Si Dia ingkar janji tanpa alasan jelas. Kalau pergi dengan Anda, apakah matanya masih suka “belanja” pada perempuan lain? Lalu, apakah phonebook ponselnya berisi nama-nama perempuan yang tak Anda kenal? Jika ya, pikir dengan masak sebelum menikahinya. Pastikan ia benar-benar insaf atau Anda bakalan diselingkuhinya.

3. Anak Mami
Segala yang dalam diri Anda dan semua yang Anda lakukan selalu dibandingkan dengan ibunya.
Segala urusan Anda selalu jadi urutan berikutnya setelah urusan ibunya selesai. Itulah si anak mami. Jika Anda memutuskan menikahi lelaki jenis ini, harus siap-siap makan hati. Anda takkan pernah jadi nomor satu. Bagi si anak mami, mom comes first alias urusan ibu adalah prioritas utama. Bisa-bisa Anda harus selalu bersaing dulu dengan ibunya untuk mendapatkan perhatian Si Dia.

4. Tukang Pukul
Lelaki jenis ini bertemperamen tinggi. Karakternya baru terlihat kalau emosinya sedang naik. Baik sadar atau tidak, ketika marah biasanya ia akan main kasar seperti memukul, menampar, menjambak dan masih banyak bentuk kekerasan lain. Karena cinta, mungkin Anda membiarkan dan memaafkan saat 1-2 kali dia memukul Anda. Padahal harusnya Anda mulai waspada. Jangan mudah percaya dengan janjinya meski sesudah melakukan kekerasan, dia minta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya. Kekerasan umumnya terjadi seperti siklus atau lingkaran yang akan kembali pada pola lamanya.

5. Pecandu
Pecandu di sini bisa pecandu rokok, alkohol hingga narkoba. Si pecandu biasanya senang menghamburkan uang untuk memenuhi rasa ketagihannya. Hati-hati dengan lelaki jenis ini. Kalau ia sedang tak punya uang untuk membeli “kesenangan” itu, ia bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Termasuk meminta atau bahkan menguras dompet Anda secara paksa. Kalaupun si pecandu sudah insaf dan ingin menikahi Anda, pastikan ia benar-benar insaf dan tak mengidap penyakit apa pun buah dari kecanduannya.

6. Chauvinist
Lelaki jenis ini sangat membanggakan dirinya sebagai kaum lelaki. Saking bangganya, ia tak menghargai bahkan menginjak-injak martabat perempuan. Di matanya, perempuan tak pernah dianggap sejajar dengan lelaki. Kedudukan perempuan adalah di bawah pria. Bagi si chauvinist, tugas perempuan adalah melayani kebutuhan pria dan mengerjakan apa yang diperintahkan. Kalau diajak menikah oleh pria jenis ini, sebaiknya Anda berpikir panjang. Sulit lho, menjalani rumahtangga dengan pria yang tak bisa menghargai pasangannya!

7. Penjudi
Sama seperti si pecandu, si penjudi senang menghamburkan uang. Bedanya, penjudi menghabiskannya untuk pertaruhan. Tak hanya di meja judi, tapi juga di lantai bursa atau tempat lain yang mengadakan taruhan. Niatnya tak hanya untuk senang-senang, tapi juga mendapatkan keuntungan. Ia takkan berhenti sebelum memenangi taruhan besar atau uang habis. Cukup sulit menghadapi pria jenis ini. Biasanya kesenangan ini mendarahdaging dan susah dihilangkan. Kecuali dia benar-benar ingin sadar, tak ada yang bisa Anda lakukan. Daripada uang dan harta Anda habis oleh si penjudi, lebih baik cari calon suami lain.

8. Matre
Ada yang bilang pria matre matanya berbinar-binar ketika melihat dompet Anda berisi tumpukan uang ratusan ribu. Setelah itu, ia akan selalu berusaha menyentuh dompet Anda, entah ada isinya atau tidak. Dia akan minta Anda membayari makan, nonton, belanja dengan alasan bokek. Ia juga tak mau turun dari mobil Anda. Dari sini Anda sudah bisa melihat, ia sangat bergantung pada penghasilan Anda untuk memenuhi kebutuhannya. Jika menikah nanti, jangan-jangan ia takkan memberi nafkah karena penghasilan Anda sudah cukup untuk membiayai rumah tangga. Padahal, sudah kewajiban lelaki menafkahi istrinya.

9. Pencemburu
Banyak yang mengatakan cemburu itu tanda sayang atau cinta. Tapi bagaimana kalau cemburunya berlebihan? Misalnya, seperti membatasi aktivitas, pergaulan, bahkan melarang bertegur sapa dengan lelaki lain. Baru pacaran saja, ia sudah mengekang Anda sedemikian rupa. Bagaimana kalau Anda sudah jadi istrinya? Bisa-bisa Anda dikunci dalam rumah dan tak boleh keluar hanya karena ia tak suka melihat Anda bergaul dan berbicara dengan teman-teman lelaki.

10. Suka “Jajan”
Agak susah memang mengenali lelaki jenis ini. Tapi mungkin Anda bisa melihat dari seringnya penghasilan dia habis tanpa tahu juntrungannya. Jika Anda merasa indikasi ini ada pada pacar Anda, sebaiknya Anda pastikan lagi kebenarannya. Jangan sampai setelah menikah Anda menyesal karena tertular PMS (Penyakit Menular Seksual) atau bahkan HIV-AIDS akibat kesukaannya “jajan” ini.

11. Sadomasokis
Yang ini juga agak sulit dideteksi.
Tapi mungkin Anda bisa mengetahuinya dengan memberanikan diri bertanya apa sih fantasi seksual dia? Jika Anda cukup merinding mendengar pengakuan yang suka dengan “permainan kasar” atau ternyata si dia suka nonton film biru yang adegannya bikin Anda ingin memalingkan wajah, sebaiknya Anda berpikir lagi. Jangan sampai Anda menjadi korban kekerasan seksual dalam rumah tangga nantinya!

PASIF
Ciri: Tak pernah mau ambil keputusan atau inisiatif. Segala sesuatu diserahkan kepada pasangan atau temannya.
Konsekuensi: Anda harus siap jadi nahkoda dan punya banyak ide yang selalu mengarahkan apa pun untuk keperluan bersama.
Solusi: Telusuri penyebabnya, bisa jadi karena tak mau dianggap terlalu dominan. Bila itu karakternya, jangan bosan membangkitkan keinginannya untuk ikut mengambil keputusan. Seringlah bertanya apa keinginannya. Langkah drastisnya, Anda jadi pasif juga, dan lihat reaksinya apakah dia membiarkan saja, atau mulai melempar ide.
Cara kabur/ putus: Katakan Anda capek jadi pihak yang selalu aktif, dan kalau tak mau berubah akan Anda tinggalkan.

TERLALU MEMUJA
Ciri: Selalu membanggakan Anda di depan keluarga dan teman-teman. Anda dilimpahi pujian.
Konsekuensi: Anda tak pernah dewasa bersama pria tipe ini, karena tak pernah menunjukkan kekurangan Anda. Di matanya, Anda paling benar. Padahal perempuan juga punya salah dan khilaf, dan perlu sesekali diingatkan agar bisa memperbaiki diri.
Solusi: Bila Anda bosan dianggap dewa, jangan segan-segan memperlihatkan sisi buruk Anda. Berpakaian buruk, misalnya. Namun jangan sampai menyakiti orang lain.
Cara kabur/putus: Katakan padanya Anda risih dipuji terus. Dan bila sikapnya tidak berubah juga, lebih baik pisah.

TAK BERADAT
Ciri: Sering melabrak norma kesopanan atau etika yang berlaku. Misalnya, cara makannya berantakan, meludah sembarangan, atau mengorek gigi dengan kuku.
Konsekuensi: Anda akan sering dipermalukan di depan teman dan keluarga dengan sikapnya. Orangtua bisa mencoretnya dari daftar sebagai calon menantu.
Solusi: Bilang terus terang padanya bahwa kelakuannya membuat Anda malu. Ajari dia etika yang benar, jangan pernah bosan mengingatkannya, dan memberinya contoh.
Cara kabur/putus: Agaknya tipe ini masih bisa diperbaiki. Kalau dia bisa berubah, mengapa harus putus?

KASAR
Ciri: Ada pria kasar hanya di ucapan saja, yaitu sering mengeluarkan kata makian yang bikin panas kuping. Ada pula yang kasar sampai pada perbuatan, sering memukul dan menyakiti.
Konsekuensi: Keduanya sama-sama berdampak buruk pada perempuan. Ucapan kasar kadang sama sakitnya dengan pukulan. Bila tak siap menghadapinya, lama-lama Anda kehilangan rasa percaya diri. Bila Anda melawan, akan menimbulkan pertengkaran terus.
Solusi: Bila mengaku terus terang bahwa Anda takut dan sakit hati dengan ucapannya, ia mungkin agak menahan diri. Namun perbuatan kasar agaknya sulit diubah. Tipe kasar yang sering memukul biasanya akan muncul lagi.
Cara kabur/putus: Tak ada toleransi, segera menjauh darinya. Apalagi bila kasarnya sudah membekas di tubuh Anda.

CENGENG
Ciri:
Tak tahan banting. Diajak jalan sedikit sudah mengeluh capek. Dikritik sedikit sudah cemberut. Apa-apa mau dilayani. Wah, pokoknya manja dan tidak tough!
Konsekuensi: Tak bisa diandalkan untuk urusan yang membutuhkan tenaga, apalagi tanggung jawab besar. Ia seperti anak kecil, mesti diurusi terus. Kalau mau meneruskan hubungan dengannya, siap-siap jadi wonder woman. Jadi perisainya untuk menghadapi dunia yang kejam.
Solusi: Beri dia hadiah berlibur yang mengandung unsur olahraga, misalnya rafting atau naik gunung. Kalau perlu masukkan ke kursus bela diri biar belajar bagaimana caranya menjadi pria tangguh.
Cara kabur/putus: Sebagai tanda putus, kirimkan dia bingkisan berisi pakaian dalam perempuan.

ADDICT
Ciri: Ada yang ringan seperti pecandu games, tren fashion, atau koleksi mainan. Perhatiannya pada benda atau kebiasaan sudah melewati batas wajar. Misal, rela mengeluarkan kocek jutaan rupiah. Yang berat adalah pecandu minuman keras dan narkoba.
Konsekuensi: Perhatiannya pada pasangan akan teralihkan. Lebih berbahaya, bila kecanduan alkohol atau drugs, hidup bakal hancur bahkan nyawa bisa melayang.
Solusi: Bila pasangan hanya kecanduan benda-benda koleksi atau games, ingatkan dia untuk juga memerhatikan Anda. Namun, bila pasangan kecanduan alkohol atau drugs, segera cari pertolongan.
Cara kabur/putus: Bila sekadar addict pada benda koleksi atau permainan, masih bisa dibujuk untuk memerhatikan Anda. Tapi kalau sudah narkoba atau alkohol, keraskan hati untuk segera meninggalkannya, kecuali Anda siap jadi perawatnya seumur hidup. Belum lagi risiko ikut jadi pecandu.

AUTIS
Ciri: Seperti penderita autis, jenis lelaki ini asyik dengan dunianya sendiri, sampai lupa bahwa dia punya teman, bahkan pacar. Biasanya, para peneliti atau ilmuwan termasuk jenis lelaki ini.
Konsekuensi: Jenis pria ini biasanya jarang ngomong. Jadi Anda mesti pandai membaca pikirannya. Karena perhatiannya pada dunia luar sangat kecil, Anda lah yang jadi perantara.
Solusi: Ajak dia bicara terus tentang hal-hal di luar yang mengasyikkan. Sering-seringlah mengajaknya jalan-jalan.
Cara kabur/putus: Bila putus pun dijamin dia tak akan peduli. Jadi buat apa capek-capek membuat prolog panjang? Langsung saja katakan putus.

Universitas London pernah melakukan penelitian mengenai efek jatuh cinta. Hasilnya, diketahui bahwa ketika sedang jatuh cinta bagian otak manusia yang mengontrol pikiran-pikiran kritis akan terganggu. akibatnya, terjadi peningkatan aktivitas di bagian otak yang merespon terhadap reward atau hal-hal baik. Sementara bagian otak yang biasa membuat penilaian-penilaian negatif mengalami penurunan aktivitas.

Artinya, mereka yang jatuh cinta seakan dibutakan cinta sehingga penilaian tentang pasangan mereka tak seobyektif biasanya. Penilaian terhadap orang yang dicintai lebih cenderung ke penilaian yang bersifat positif. Sedangkan hal-hal negatif atau kesalahan pasangan kerap terlewatkan.

Salah satu efek samping cinta yang lain adalah ketagihan. Menurut Helen Fisher Ph.D, seorang antropolog dari Rutgers University, jatuh cinta mengaktifkan pusat ‘kenikmatan’ di otak sehingga meningkatkan hormon dopamine yang membuat orang merasa senang.
Aktifnya hormon tersebut bisa menimbulkan perasaan "ketagihan" pada seseorang. Sumber : www.kompas.com (2008, Agustus)

1 comment:

Hendrik Sumardi said...

mending gak usah merit lah ya
hahahahah