Jakarta, 28 Desember 2007 – 3 Hari menjelang tahun 2008
Ceritanya begini. Sempat nggak menulis blog dulu, untuk hibernasi, seperti beruang kutub, setelah beraktivitas, bakal tidur sepuasnya untuk kumpulin energi, sebelum siap berperang lagi. Dan tahun 2008 bakal jadi tahun baru buat saya menerjang lagi lapangan ”pertempuran” untuk terus mengejar dan mewujudnyatakan mimpi.
Banyak aturan dalam kehidupan ini. Dan juga mitos-mitos yang dianggap wajib, karena sudah sering diikuti oleh generasi-generasi sebelumnya. Dan juga terlalu banyak teori yang membingungkan, padahal yang namanya teori itu bersifat pasti, tapi dalam hidup banyak teori tidak pasti. Hidup terus berubah, sehingga hidup tidak bisa dianggap sama seperti teori matematika yang ada rumus pastinya. Hidup itu gabungan ilmu pasti dan ilmu tidak pasti. Banyak ketidakpastian dalam hidup dan tidak semua rumus pasti bisa diterapkan dalam kehidupan. Salah satunya, soal perasaan dan moralitas.
Pertanyaan : Kalau ada seorang bapak yang anak bayinya sakit keras, memutuskan untuk merampok di sebuah rumah, demi uang sebesar Rp 500.000, -. Bapak ini salah atau tidak? Jelaskan dengan singkat.
Jawaban berdasarkan rumus pasti : Salah! Ajaran agama melarang manusia untuk mengambil barang yang bukan miliknya!
Jawaban berdasarkan rumus tidak pasti : Salah, jika si Bapak mau jalan pintas dan malas berusaha, secara, kalau mau niat, dengan menjadi kuli bangunan kasar atau dengan menjual barang-barang grosiran, bukan tidak mungkin untuk mendapatkan Rp 500.000,-. Benar, jika si Bapak mau menyelamatkan nyawa anaknya yang bisa jadi, suatu hari nanti menjadi presiden yang bisa menyelamatkan jutaan manusia di negaranya. Jalan tengahnya, mencari jalan keluar yang lebih normal, jangan merampok, tapi... dengan bekerja yang halal. Woof. Kok seperti lagi berkutat dengan teori basi yah? Maafkan! Teori basi yang mulai sering berdengung : ayo jalani kebaikan, jangan lakukan jalan keburukan, ayo berbuat kebajikan, supaya hidup bisa tenang dan nyaman.
Pertanyaan : Kalau ternyata istri yang Tono nikahi, sudah tidak virgin lagi, padahal semasa pacaran si istri bilang kalau dia sumpah mati, belum pernah melakukan ML. Tono perlu memaafkan istrinya atau nggak?
Jawaban berdasarkan rumus pasti : Nggak donk! Istri Tono sudah melanggar hukum kejujuran dalam pernikahan. Dan sudah berbohong! Itu dosa! Membohongi suami! Dan kebohongan adalah kenistaan yang besar dalam sebuah hubungan suami istri.
Jawaban berdasarkan rumus tidak pasti : Apa alasan istri Tono tidak menceritakan apa adanya pada Tono? Kalau diceritakan, nanti Tono nggak jadi menikahi si istri. Dan menceritakan dengan jujur kalau sudah tidak virgin, secara otomatis akan menurunkan harkat dan martabat seorang perempuan. Padahal kekuatan perempuan ada pada harkat dan martabat luhurnya, kan?
1 + 1 = 2 (ini rumus pasti). Dan 10 x 10 = 100 (ini rumus pakem yang nggak akan pernah berubah sepanjang masa). Dan 29 – 4 = 25 (ini rumus pengurangan yang lagi-lagi pasti!)
Itu soal matematika. Bagaimana dengan soal kehidupan? Begitu banyak soal-soal kehidupan yang ternyata belum ada rumus pastinya dan banyak jawaban yang bervariasi.
Contoh :
Boleh nggak melakukan eutanasia kepada seorang pasien sekarat yang sudah dipastikan nggak bakal sembuh tanpa bantuan selang-selang pernafasan? Padahal tabungan si keluarga pasien sudah habis terkuras tak bersisa!
Boleh nggak melakukan hubungan suami istri sebelum menikah? Jawabannya : nggak boleh! Kenapa nggak boleh? Karena melanggar ajaran agama? Kenapa melanggar ajaran agama? Karena itu bentuk dari perbuatan zinah? Atau ada jawaban lain : karena nanti bisa ada kemungkinan hamil, kalau belum menikah, bisa menghancurkan masa depan loh.
No comments:
Post a Comment