To Become a True Richman #2
Banyak jenis orang kaya, ada orang kaya yang dermawan dan ada orang kaya yang kikir nan pelit untuk berbagi dengan orang lain. Sebenarnya siapakah orang kaya itu?
Kalau menurut versi saya, ada dua jenis orang kaya, yaitu :
1. OKB (Orang Kaya Baru). Berawal dari kehidupan yang serba susah, lalu berjuang keras, dan mendadak jadi kaya. Karena belum terbiasa sebagai orang kaya, ia pun menjadi seorang OKB : hobbie menunjukkan kekayaannya, hobbie memamerkan siapa dirinya, dan OKB cenderung menganggap dirinya lebih tinggi dibandingkan orang lain yang tidak sekaya dirinya. OKB pun hobbie menggunakan kekuasaannya.
2. OKS (Orang Kaya Sesungguhnya). Bisa berawal dari kondisi yang sulit atau sejak lahir sudah ada di keluarga berkecukupan. Walau sudah memiliki kekayaan, OKS jarang menunjukkan kalau dia memiliki harta, OKS down to earth dan tidak jijik dengan makanan jalanan, dan OKS menganggap dirinya biasa saja, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah dari orang lain. OKS mampu dengan tulus menolong orang lain.
Biasanya orang dikatakan kaya ketika bisa memiliki kekayaan materi berupa : rumah indah, mobil mewah, tabungan investasi yang bertumpuk, sederet jaminan asuransi kesehatan dan kematian bagi anak cucu yang akan ditinggalkan, saham-saham prospektif yang tersebar di perusahaan-perusahaan besar di negri ini, dan juga koleksi-koleksi materi luxurious yang menggiurkan. Namun, ukuran kekayaan sesungguhnya bukan dari materi saja, masih ada kekayaan lain, kekayaan non materi yang membuat seseorang semakin kaya lagi dan pantas dikatakan “kaya”. Alasannya :
Tidak sedikit orang kaya yang merasa kesepian dan merasa hidupnya kosong. Tidak sedikit orang kaya yang harus terkulai di kursi roda dengan infus-infus berjejer dan harus disuntik setiap 2 jam sekali. Tidak sedikit orang kaya yang mengalami mimpi buruk, takut kalau kekayaannya habis dan takut kalau tidak bisa lagi menikmati kenyamanan sebagai orang kaya. Tidak sedikit orang kaya yang mati mendadak karena komplikasi sakit jantung dan kolesterol berat. Tidak sedikit orang kaya yang sibuk menikmati hidangan-hidangan di restoran mewah yang dibuat chef-chef internasional. Akibatnya, kekayaan tubuhnya terganggu karena tidak mampu menjaga kadar kolesterol dalam tubuhnya. Tidak sedikit juga orang kaya yang merasa stress, mengidap insomnia, perasaan hati kacau dan tidak tenang ataupun bahagia. Segala usaha pun dilakukan untuk bisa mendapatkan kekayaan batin itu. Sebagian besar orang kaya pun mulai menyadari ada kekayaan lain yang harus bisa dimiliki, selain kekayaan materi. Kekayaan batin dan kekayaan tubuh, dua hal yang tidak bisa dibeli dengan kekayaan materi.
Kekayaan tubuh : kondisi vitalitas tubuh yang terjamin, dengan rutinitas medical check up di Singapura, personal health assistant yang menjaga stamina tubuh supaya terjaga dari kemungkinan terkena penyakit aneh-aneh. Selain itu, seorang akan makin kaya ketika, selain memiliki harta materi berlimpah, tapi juga bebas dari kolesterol, darah tinggi, sakit jantung, ataupun serangan tumor ganas dalam tubuhnya.
Kekayaan batin : ketika batin penuh dengan ketenangan dan kedamaian. Bebas dari rasa takut, amarah, benci, dendam, dan juga sedih berkepanjangan. Selain itu kondisi jiwa penuh dengan rasa syukur yang positif dan rasa cinta kasih pada sesama sekitar. Perasaan berkecukupan dan tidak lagi ada rasa keluh kesah dan menuntut lebih pada hidup ini. Sudah merasa bahagia dan puas dengan apa yang dimiliki dan apa yang dialami untuk saat-saat hidup ini.
Berita baiknya, dengan kekayaan materi yang berlimpah, para orang kaya akan lebih mudah mendapatkan kekayaan batin dan kekayaan tubuh. Dengan materinya, orang kaya bisa membangkitkan rasa cinta kasihnya, dengan terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu sesama yang menderita kekurangan materi. Dengan materinya, orang kaya bisa menghire dokter gizi untuk memantau kondisi kesehatannya dan merancang pola makan yang sehat. Walau, yang namanya hidup, tidak pernah ada yang bisa menebaknya, kan? Kembali lagi pada konsep awal, mengapa ada orang yang terlahir di keluarga kaya dan ada yang terlahir di keluarga miskin. Sejak lahir ke dunia ini, setiap orang sudah membawa segudang dan sekumpulan karma-karmanya, ada juga yang menyebutnya sebagai nasib, setiap orang sudah memiliki nasibnya masing-masing, dan hidup menjadi persinggahan sementara untuk menyelesaikan tugas-tugas sebagai seorang manusia. Ketika meninggal dunia nanti, kekayaan materi tidak bisa dibawa, kekayaan tubuh apalagi. Ketika nafas terakhir berhembus, yang tersisa hanya jasad yang beberapa jam kemudian akan berubah menjadi bangkai busuk. Hanya kekayaan batin yang akan terus dibawa walau seseorang sudah meninggal dunia. Perasaan sedih, senang, bahagia, benci, marah, dendam, bersyukur, perasaan-perasaan ini yang akan terus melekat dalam jiwa seseorang. Ketika seseorang meninggal, jiwanya kembali menyatu ke alam semesta, dan jika masih memiliki banyak tabungan kebaikan, ia masih bisa terlahir lagi sebagai manusia, dan melanjutkan tugas-tugasnya yang sempat tertunda pada kehidupan yang lalu.
- with a good heart, everyday is a good day – maeya 20071215 #26
No comments:
Post a Comment