Lapar secara psikologis
Apabila orang lain harus menjadi sengsara untuk membuat anda berbahagia, maka mundurlah kalau bisa berhentilah. Biarlah anda memperoleh kurang daripada yang anda harapkan//
Orang yang menikah, siapapun dia, tetap mempunyai kebebasan untuk meninggalkan suatu perkawinan, sama seperti seseorang bebas selalu meninggalkan suatu pekerjaan yang tidak menyenangkan.
Misalkan anda melakukan pekerjaan tertentu. Anda berharap mendapat keuntungan tertentu dari pekerjaan itu, tapi anda tidak memperolehnya. Apakah anda akan merasa bersalah bila anda mengundurkan diri dari pekerjaan itu? Tentu tidak. Nah, apakah perkawinan begitu jauh berbeda dari itu? Apabila pasangan anda menyebabkan anda sengsara bertahun-tahun, anda memaksanya berubah tapi tidak terjadi perubahan itu, pertimbangkanlah kemungkinan untuk memecat pasangan anda sebagaimana anda memecat seorang karyawan. Itulah hakikat kita : rekanan dalam bisnis dalam perusahaan apa saja. Selama kerekanan itu membuat kedua pihak cukup senang, tinggallah dalam hubungan itu. Apabila hubungan itu memburuk, lakukanlah pengunduran diri. Juallah saham anda dalam bisnis tersebut dan mulailah di tempat lain. Keberhasilan dari suatu perkawinan diukur dari kebahagiaan yang didatangkannya.
Kalau anda sungguh-sungguh peduli, janganlah membiarkan pasangan anda menjadi orang yang mementingkan diri dan tidak pedulian. Dengan memberikan syarat tertentu atas cinta anda, maka anda mengajar orang itu untuk memberi, selain menerima. Orang yang benar benar toleran hanya memperhatikan kepentingan orang lain. Mendisiplinkan orang dewasa yang belum matang secara emosional untuk menghormati keinginan dan kebutuhan terdalam dari orang lain. Akhirnya anda akan lebih berbahagia dan memiliki lebih banyak hormat terhadap diri sendiri. Pasangan anda pun akan makin berkembang ke arah tipe orang yang anda cintai.
Janganlah mencintainya tanpa pamrih kecuali kalau anda mau merasa seperti dilindas truk.
Setelah bersabar menghadapi suami yang tidak pernah mempunyai pekerjaan yang pasti selama bertahun-tahun, anda memiliki pikiran yang pasti untuk menghindari sakit kepala dengan melakukan perpisahan atau perceraian.
Orang mana pun yang mempunyai pikiran akan membuat suatu batas secara diam-diam mengenai apa yang dapat ia toleransi dari pasangannya.
Anda tidak melakukan suatu perbuatan baik apapun terhadap seseorang kalau anda mentoleransi sesuatu yang buruk untuk waktu yang lama. Anda sendiri akan berkembang menjadi neurotik. Akhirnya tidak seorang pun memperoleh manfaat dari keadaan ini.
Apabila anda mentoleransi frustrasi tapi merasa gusar, maka anda membalikkan kemarahan itu ke dalam diri anda. Berbagai masalah akan berkembang apabila anda memaksakan diri namun tidak bisa : gangguan tidur, gangguan makan, sifat lekas marah, kemarahan, ledakan amarah, murung, sakit kepala, tukak, penyakit kulit, perilaku yang mendedam – semua itu merupakan akibat umum dari kegusaran yang ditekan.
Daripada membiarkan cinta anda mati karena keinginan anda untuk menyenangkan pasangan anda untuk sementara, sementara anda sendiri meluap lupa secara neurotik lebih baik ambillah pilihan no 1 atau no 2.
No comments:
Post a Comment