Everybody Has A Secret
Nggak semua hal harus diceritakan, bukan? Dan setiap orang, saya, Anda, kita semua, boleh sesekali punya rahasia. Rahasia yang personal dan biar kita sendiri yang menyimpannya baik-baik. Selama ini ada konsep saling terbuka dan saling jujur dalam setiap hubungan, dengan sahabat, dengan orang tua, dengan kekasih, semuanya harus jujur dan apa adanya, itu teori idealnya. Kadangkala ada hal-hal yang kalau diceritakan pada orang lain, malah akan menjadi sumber kericuhan dan ajang perseteruan, makanya ada saat dimana saya memutuskan untuk memiliki ”rahasia”.
Pernah juga ada pertanyaan, apakah kita harus jujur apa adanya mengenai harta gono gini kepada pasangan hidup kita nantinya? Ada yang bilang, iya donk itu harus dan wajib hukumnya, namanya juga suami istri, harus saling jujur. Ada juga yang bilang, sebaiknya sih nggak usah jujur-jujur amat, untuk mencegah masalah-masalah di kemudian hari. Salah satu kasusnya seperti ini, ada seorang istri yang bingung apakah harus jujur/ tidak ketika bercerita pada suaminya mengenai aset kekayaan yang dimilikinya. Dia pun memilih untuk tidak 100% jujur, dengan menitipkan sebagian tabungannya di rekening milik ibunda. Alasannya, karena ini demi kebaikan suaminya yang mulai terobsesi untuk mengembangkan bisnisnya dan berspekulasi habis-habisan. Padahal suaminya sudah cukup mapan, tapi hampir setiap bulan harus meminjam tabungan si istri, dan kadang meminjam uang sang mertua juga. Entah apa yang ada di dalam pikiran kaum adam, khususnya para pengusaha yang hobby berspekulasi dalam berdagang. Kalau saya menebaknya, sang suami berniat baik, berharap bisa mendapatkan uang dan untung lebih banyak, untuk aset masa depan keluarganya. Di sisi lain, sang istri kuatir juga, kalau misalkan semua tabungannya dipakai untuk modal berdagang – terlepas dari untung/ ruginya – kalau misalkan ternyata rugi, apa jadinya masa depan keluarga dan anak-anaknya nanti. Kalau Anda jadi sang istri, kira-kira Anda bakal melakukan hal yang sama atau nggak? Dan salah nggak sih kalau dalam hubungan suami istri masih belum saling jujur mengenai aset kekayaan masing-masing?
Dalam budaya Chinese, ada satu kebiasaan yang dilakukan – ini zamannya mama saya - menjelang pernikahan, pihak keluarga lelaki akan mengunjungi rumah keluarga perempuan, untuk melihat aset kekayaan si perempuan. Dan seingat saya, ada kebanggaan tersendiri ketika seorang perempuan memiliki banyak perhiasan emas, emas batangan, dan ketika calon mertua melihat aset emas dari si perempuan ini. Tak jarang ada perempuan zaman dulu, yang sengaja cari pinjaman emas-emas dari kerabat keluarganya, supaya bisa terlihat memiliki aset kekayaan di mata keluarga calon mertuanya itu. Saya tidak tahu pasti apakah adat kebiasaan seperti ini masih berlaku di zaman sekarang ini.
Sambung lagi ke topik apakah harus jujur mengenai aset kekayaan kita. Ketika ada kekuatiran untuk tidak sepenuhnya jujur soal aset, di zaman sekarang, sebagian perempuan mungkin memilih untuk tidak terlihat ”kaya” dan tidak terlihat kelimpahan harta kekayaan. Topik pun akan berlanjut ke tahap berikut : apakah tabungan suami dan istri sebaiknya digabung atau dipisahkan saja? Dan siapa yang berkewajiban mengelola keuangan keluarga untuk masa depan anak-anak dan keluarga? Biasanya, sang istri mendapat tugas untuk mengatur keuangan rumah tangga dan melakukan pembagian yang proporsional per bulannya, dan untuk safety nya, suami istri akan membuka satu rekening khusus yang tidak bisa dikutak-kutik, dan ini khusus untuk biaya tidak terduga dan untuk biaya masa depan pendidikan anak-anak. Oh yah, omong-omong, jadi, sepakat kan kalau setiap orang itu sah-sah saja punya rahasia yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri?
No comments:
Post a Comment