Kemarin hari terakhirku di kantor itu.
Ada seseorang yang memberikan ciuman manis di pipi kiri dan pipi kananku. Masih terasa sentuhan kumisnya yang agak tajam. Tapi tak apa, tidak melukai.
Seseorang juga memberikan aku hadiah, tas casual oleh-oleh dari perjalanan dinasnya ke LA.
Kami berjabat tangan. Lalu foto berdua.
Sekretaris baru penggantiku menjadi saksi adegan kami berdua itu.
Rekan-rekan memberikan aku hadiah, tas juga, katanya untuk aku mengajar nantinya.
Aku dapat pelukan hangat dari beberapa orang.
Ada yang tidak kusangka-sangka, memelukku sangat erat sekali seperti tidak ingin melepaskannya.
Ada juga yang memeluk dan curi-curi cium pipiku.
Bahagia.
Bagaimana tidak, walau hanya setahun sebulan tapi sudah menggoreskan banyak kisah diantara aku dan semua yang ada di tempat itu.
Tidak akan bisa terlupakan.
Aku sering menghindar dari kerumunan, mencoba menenangkan diri, mencoba menjadi netral diantara semua tarikan-tarikan neutron yang ada.
Aku cuma belajar satu hal penting, bahwa segala masalah yang kuanggap sulit beberapa bulan ini hanyalah fatamorgana. Semua lewat begitu saja dengan indah. Sangat indah. Terlalu sempurna bahkan. Tidak seperti yang kubayangkan.
Ketakutan dan kegelisahanku menjadi tidak ada artinya sama sekali ketika kemarin aku menyadari segalanya begitu indah ternyata dan keteduhan yang kurindukan ada semua di ruangan sejuk itu.
Atasanku. Rekan sekerjaku. Mereka memberikan sesuatu yang begitu penting bagi fase kehidupanku selanjutnya. Mereka memberikan harapan akan sebuah kasih sayang yang terpendam, yang selama ini selalu kuragukan.
Aku tidak terlalu haus kasih sayang, aku cukup kenyang, tapi aku butuh siraman sedikit untuk mengisi kekosongan hatiku. Dan kemarin adalah bukti dari segala doa dan harapanku beberapa waktu yang lalu. Tangisan air mata tidak sia-sia, karena aku menemukan makna dibalik air mata itu.
Tak ada setetespun air kemarin ketika harus berpisah. Aku tidak sedih. Aku pun tidak merasa bebas dari sebuah kungkungan. Aku hanya merasa lega dan puas. Perasaan lega yang membuat aku bisa terbang bebas seperti merpati, tetapi aku pun bukan merpati yang tadinya terjebak dalam sebuah sangkar tertutup yang menyesakkan. Tidak sama sekali.
Cintaku. Harapanku. Untuk saat ini kulepaskan dulu di tempat ini. Ada tugas penting lain yang sedang menantiku. Tugas yang menuntut aku lebih tegar dan lebih berani menunjukkan hati dan talentaku. Selamat dan selamat.
No comments:
Post a Comment