Banyak hal yang sepertinya tidak bisa terjawab hanya dengan mengandalkan data-data angka kuantitatif, bagus tidaknya sebuah program masih merupakan tanda tanya.
Sebuah program dianggap bagus apakah karena ratingnya yang tinggi atau memang secara konten bagus.
Daya kreativitas produser dan tim kreatif pun menjadi andalan, seringkali kreativitas akan berhadapan dengan situasi mentok. Sudah cukup kreatif tetapi tetap saja rating tidak seperti yang diharapkan.
Brand image merupakan faktor yang perlu diperhatikan dan dikaji ulang. Jangan-jangan hal pertama yang dilihat dari audience, bukanlah konten program itu, melainkan brand image dari stasiun TV yang menayangkan program tersebut.
Jika memang ini yang terjadi, sudah saatnya mengubah haluan berpikir dan sudut pandang, tidak perlu langsung mengobrak-abrik konten ketika rating drop, dan juga tidak perlu langsung menjudge gagalnya sebuah program karena rating yang tidak perform.
Dari sisi audience…
Audience seperti sosok yang misterius dan pihak pembuat program terus bermain teka-teki untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh audience. Sama seperti ketika seseorang berusaha menyenangkan hati orang lain yang baru saja dikenalnya dan ingin sekali ia dekati. Seseorang akan menggunakan segala cara, trial and error untuk bisa menemukan apa yang diinginkan oleh orang yang diincarnya itu. Ada risiko yang bisa terjadi. Pertama, salah strategi, maksud hati ingin membuat senang si dia, sampai terus-terusan gencar mendekati, menelpon, kirim sms, “terror” halus pun sedang berlangsung. Yang ada, si dia malah ilfil dan berimage negative dengan cara-cara yang dilakukan untuk menarik perhatiannya.
Kedua, strategi memang pas karena sudah kaya data dan informasi. Sebelum menggencarkan strategi, seseorang sudah mengenali terlebih dahulu targetnya itu seperti bagaimana, apakah dia tipe yang senang dikejar-kejar dan diteror atau justru sebaliknya dia adalah tipe yang lebih senang tarik ulur. Ketika strategi dijalankan, si dia akan merasa sreg ketika cara yang diterima sesuai dengan apa yang dia mau.
Dikaitkan dengan program TV, program stripping bisa dibilang bertujuan untuk membuat audience terus menerus mengingatnya, membuat audience selalu sadar…oh ada tuh program yang setiap hari ditayangkan. Kalau memang program itu cocok dengan karakter audience, program itu akan berhasil dan membuat audience berkesan positif. Tetapi, jika program itu malah membuat audience muak dan ilfil, bukannya tidak mungkin, audience akan berimage negatif kepada program itu, bahkan kepada stasiun TV yang menayangkan.
Yang menjadi pertanyaan adalah “bagaimana karakter audience yang sedang kita incar?” dan “bagaimana strategi untuk bisa menarik perhatian dan mengambil hatinya?”
Kondisi audience pada waktu-waktu tertentu : pagi, siang, sore, malam, hari kerja, hari libur. Pasti ada suatu pola yang dimiliki audience sehingga, kita pun bisa memprediksikan strategi atau program seperti apa yang cocok dengan keinginan si audience pada saat tertentu dan pada hari tertentu.
No comments:
Post a Comment