MENIKAH
Benarkah menikah didasari oleh kecocokan?
Kalau dua-duanya suka musik, berarti ada gejala bisa
langgeng.. Kalau sama-sama suka sop buntut berarti
masa depan cerah...(That simple?..... ...)
Berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek
kiri dan kanan, menikah adalah persatuan dua manusia,
pria dan wanita.
Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan
jiwa dan hatinya.
Kecocokan, minat dan latar belakang keluarga bukan
jaminan segalanya akan lancar.. Lalu apa? MENIKAH
adalah proses pendewasaan.
Dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan
berani. Berani
menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya
kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya.
Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya?
Harus ada 'Komunikasi Dua Arah', 'Ada kerelaan
mendengar kritik', 'Ada keikhlasan meminta maaf', 'Ada ketulusan melupakan
kesalahan,dan Keberanian untuk mengemukakan pendapat'.
Sekali lagi MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan
gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala
cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang
memacetkan jalan.
MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuh,
ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap
memanggil-manggil
MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala
batu dalam satu ruangan dimana kemesraan, ciuman, dan
pelukan yang berkepanjangan hanyalah bunga.
Masalahnya bukanlah menikah dengan anak siapa, yang
hartanya berapa, bukanlah rangkaian bunga mawar yang
jumlahnya ratusan, bukanlah perencanaan berbulan-bulan
yang akhirnya membuat
keluarga saling tersinggung, apalagi kegemaran minum
kopi yang sama...
MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun
pasangan anda.
Tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana anda bisa
memahami oranglain... ?? Tanpa bisa memperhatikan diri
sendiri, bagaimana anda bisa memperhatikan pasangan
hidup...??
MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi,
toleransi sedalam samudra,serta jiwa besar untuk
'Menerima' dan 'Memaafkan'.
* Kesalahan terbesar kita dalam memilih pasangan
adalah kita lebih mementingkan dengan siapa kita
menikah bukan seperti apa orang yang akan kita nikahi.
Kita lebih melihat dari fisik orang
tersebut bukan kualitas orang tersebut*
sumber : anonym
No comments:
Post a Comment