Jakarta, 17 Juli 2007
Di sebuah kuil indah – night
Berkelana mencari dia, tapi tak juga terlihat. Dia janji kan datang, tapi ternyata tak datang. Tadinya kukira kutakperlu datang, tapi karena kufikir dia kan datang, maka datanglah aku untuk hanya menemui dirinya. Eh, baru saja dia telpon, dia bilang minta maaf sudah tidak menepati janjinya. Ugh sebal, tapi senang sih karena kamu telpon.
Beauty Saloon – Day
Jeng, rambutnya tipis sekalee. Iya nih, bawaan dari lahir. Nih, kalau menurut eke sebaiknya jeng dikeriting biar agak bervolume rambutnya. Duh, tapi nanti seperti tante-tante nggak mau ah! Tenang, Jeng, nih liat gambar disini, nanti jadinya seperti ini, percaya deh ama eke. Oh, begitu yah, duh, bingung! Udah deh, percaya aja deh. Ok deh, beneran yah nggak seperti tante-tante. Iya! Stylist kita nih baru pulang dari Jepang tau nggak. Ok deh (dalam hati berdebar, kalau memang nanti jadi seperti orang Jepang, asyik juga nih bo!). Proses pengguntingan pun dimulai. Lama sekali, hampir 3 jam. Nah, udah jadi deh! Duh, kok keriting begindang sih, bo! Eh, eke bilangin yah ini tuh bukan keriting tapi bertekstur ajah, tau! Tapi….. (kumulai gelisah gundah gulana, halah halah halah, tertipu lagi dengan rayuan capster salon yang gombal). Ya sudahlah, berapa. Bayarlah aku. Keritinglah rambutku. Tertawalah teman-temanku. Terpanalah orang-orang dengan rambut yang seumprit tapi dikeriting. Lucu ajah sih karena teman-temanku jadi sering memainkan rambut ini seperti mainin rambut boneka ajah. Catatan untuk para perempuan : hati-hati dengan rayuan gombal dan manis dari tukang salon! Janji tetaplah janji tapi belum tentu guntingan jadi sama seperti gambar di majalah fashion.
Di Mobil – night
Bener juga sih, kenapa juga yah harus diem-dieman seperti sekarang ini. Alasannya, klise, kalau masih saling bicara nanti bisa tergoda lagi dan bermain lagi dengan cinta begini ala Tangga. Gimana sih, udah gede tapi gosok gigi masih suka absent, mau jadi apa lah kau, Lae! Moga-moga semuanya baik-baik saja. Pekerjaan. Cinta. Keluarga. Kebahagiaan hati. Ketenangan jiwa. Ciptakan keseimbangan penuh untuk semua ini yah. May be I don’t need to say I Miss You anymore for now. For the sake of my honesty and my pride, would you?
Office – morning
Sibuk sekali yah dia dengan pekerjaannya. Setelah kupantau, ternyata dia mah memang kagak niat! Asli deh dinginnya seperti kulkas. Dinginnya seperti ini nih : Nggak pernah panggil nama, tapi lebih suka panggil orang dengan “Eh”; kalau ditanya pertanyaan yang panjang, hanya akan menjawab “Yes” or “No”. Boro-boro basa-basi, menyapa saja pun tak berniat tuh. Ada yah orang seperti dia itu. Dingin. Introvert. Entah apa yang dipikirkan sampai bisa sedingin itu. Sedingin mount everest.
Jalanan – night
Ingat sekali cara tertawanya. Tatapan matanya. Jarak kami begitu dekat. Intens. Senyuman manisnya. Mata sayunya. Gigi putih bersihnya. Harum tubuhnya seperti bayi karena dia pakai minyak telon sehabis mandi. Tubuhnya tinggi sekarang, sampai harus mendongak kalau lagi berbicara dengannya. Dan dia menatap ke aku sambil bilang “Life is Beautiful, tenang saja…”
Ruangan Redup – Day
Apa yang kau cari itulah yang kau dapat. Ketuklah pintu maka pintu kan terbuka. Sebutkan doamu maka doa kan terkabul. Ok, kuingin : dia, kita, semua orang berdamai. Itu saja.
1 Trilyun = 1000 Miliar
Lucu juga karena banyak yang bingung mau diapain yah uang 1 trilyun itu kalau mendadak dapat uang itu. Ada yang bilang : rumah, mobil, investasi, jalan-jalan, charity, untuk orang tua, untuk menabung, dan untuk bersenang-senang.
Kalau gue? 1 Trilyun itu bakal gue gunakan buat :
1. Sekolah untuk remaja SMP&SMA – 100 miliar.
2. Bangun Kuil dan Tempat Perenungan – 150 miliar.
3. Investasi Pendidikan : Oxford, Harvard – 150 miliar.
4. Rumah pribadi yang damai dan nyaman – 10 miliar.
5. Mobil pribadi – 5 miliar saja cukup.
6. Bangun rumah sakit dan pusat konseling – 50 miliar.
7. Bikin asrama karantina buat anak-anak jalanan – 50 miliar.
8. Buat orang tua dan keluarga – 100 miliar.
9. Centre of Creative Writing : ada library besar dan inspirasi-inspirasi – 20 miliar.
10. Panti Asuhan bernuansa cinta kasih – 50 miliar.
11. Pusat Kebahagiaan : supaya orang lebih bahagia lagi – 100 miliar.
12. Taman Bermain Keluarga dan Anak-anak – 100 miliar.
13. Tempat daur ulang sampah – 100 miliar.
14. Sisa – 15 miliar : buat bersenang-senang deh beli baju, beli buku, beli makan, jalan-jalan ke luar negri, beli alat elektronik, beli asesoris pernak pernik rumah, dan buat biaya keceriaan hidup lah istilahnya.
Special Note : Kalau saja 1 orang pejabat di Indonesia mau menyumbangkan 1 trilyunnya untuk rakyat miskin, anak jalanan, dan para homeless dan jobless, gue yakin deh perubahan bakal terasa banget, untuk di Jakarta dulu deh misalnya. Kejahatan berkurang. Jalanan bebas dari tukang minta-minta dan pengamen jalanan. No more gembong narkoba. Nggak ada lagi sampah bertebaran dimana-mana. Nggak ada lagi penggusuran rumah rakyat kecil. Nggak ada lagi orang yang tidur di kolong jembatan saking nggak ada rumah buat tinggal. Di Indonesia, misalkan ada 50 orang pejabat mau menyumbangkan masing-masing 1 trilyun saja, berarti terkumpul 50 trilyun rupiah yang pasti manfaatnya bakal besar banget deh. Kalau gue salah satu pejabat itu dan kebetulan gue punya 23,5 trilyun, so pasti lah yah 1 trilyun gue sumbangin cuma-cuma, toh gue masih punya 22,5 trilyun yang tersisa. Dan pada kenyataannya, kebutuhan sehari-hari gue pun nggak sampe tinggi-tinggi amat kok :
Makan – 2 jutaan/ bulan. Rumah – 1 miliaran deh. Mobil – 200/300 jutaan deh dan ini sekali beli doang. Biaya pendidikan anak – let`s say untuk satu anak perlu investasi 1 miliaran dari TK sampai Kuliah. Lalu Biaya sehari-hari seperti listrik, telpon, air, atau pembantu rumah tangga, paling cuma 10 jutaan ini pun udah termasuk boros banget. Total-total berarti yang dibutuhkan adalah 2 miliar 212 juta saja. Dikurangin dengan 1 trilyun = berapa hayo (duh, jadi bingung dengan hitungan matematika ini…) sekitar 900an miliar lah sisanya. Come on, sumbang lah 1 trilyun, Bapak-bapak dan ibu-ibu pejabat yang merasa punya tabungan lebih dari 5 trilyun. Bagi-bagi boleh lah, biar negara lebih damai dan tentram dan lebih bersih.
No comments:
Post a Comment