I sense it, I feel it, and I see it... Life can be sense, Life can be non sense... I`m learning to sense the life
Friday, April 15, 2005
Thank You...and Sorry
Udah dari 21 Maret 2005,mulai masuk ke dunia kerja, dunia nyata, terjun ke masyarakat, sesuatu yang bener-bener pertama kalinya gue rasakan. dua tahun lalu gue pernah magang 3 bulan ternyata itu beda dengan situasi saat ini. Semua perusahaan besar yang diidam-idamkan banyak orang yang berambisi membangun karir mantap dengan gaji yang mantap pula. Kucoba untuk bertahan dalam ketidakpuasan ini, merenggut di sudut kesendirian, memeluk kegelisahan yang terus berpijar dalam kesenduan. Setelah sekian lama terbebas dari sindrom lama, sindrom gelisah, aku pun menghadapinya lagi, ketika aku harus kuat menampilkan karakterku, ketika ketidaksinkronan muncul, ketika penolakan semu kurasakan, aku mulai lelah, terengah-engah...Ternyata peri waktu memberikan jawaban dari segala kegundahanku ini, sudah hampir 4 minggu aku berperang dengan kepiluan hatiku sendiri, kecemasan semu yang kuciptakan terus-menerus. Selamat! Kuucapkan bagi diriku sendiri, kemenangan hampir tercapai, kemenangan melawan diri sendiri, emosi yang merajalela tidak karuan, ke arah yang merusak pula. Maafkan selama ini aku terus menuntut, meminta lebih, mengeluh, dan merenggut, mengerutkan dahi ini, memaksakan diri untuk berperang dengan ketidakpuasan. Apa sih yang kumau? Pertanyaan ini akan terus kulekatkan dalam benak dan jiwaku. Terimakasih cinta, maafkan cinta, aku khilaf dan mencoba menjadi lebih baik, mencoba lebih menghargai cinta yang sesungguhnya, aku rindu dengan cinta itu. sometimes, I have to be more patient before the joy comes. Kini, aku menjadi lebih dewasa, aku belajar lagi satu hal baru, aku belajar bagaimana menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginanku, aku belajar untuk meresapi hidupku tanpa sibuk dengan ketidakpuasan yang unlimited.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment