Semua Karena Cinta…
Sempat gue memandang sinis cinta. Cinta hanya sesuatu yang semu dan gampang sekali lepas dari genggaman. Cinta juga membuat pikiran buyar dengan segala keindahan palsu. Cinta membuat diri gue lupa bahwa ada hal lain yang jauh lebih penting untuk dipikirkan dan dirasakan. Cinta itu bullshit. Cuma sekumpulan kata-kata indah yang bisa membuai lalu bisa menjatuhkan mental. Ketika kejatuhan itu sudah terjadi, cinta hanya bisa membuat diri gue menyesal kenapa harus bermain-main dengannya. Sampai detik ini, cinta masih menjadi bagian dari pergulatan emosional gue dan gue menyadari cinta itu seperti sebuah pertarungan antara marah, benci, suka, sayang, dan takut akan perpisahan.
Delon bilang dia bisa berdiri tegak bukan karena kekuatan dirinya. Delon bilang itu semua karena cinta. Indah sekali untuk didengar, bukan? Ya ya ya…terserah apa kata Delon. Buat gue, cinta itu cuma latihan untuk menguras energi dan pikiran. Dan kadang gue ragu apa itu cinta atau itu cuma permainan pikiran yang bodoh saja yah? Saat ini gue belum bisa meresapi semua itu. Walau seringkali bermimpi menemukan cinta atau ditemukan oleh cinta, gue masih hanyut dengan cinta masa lalu yang kelam. Kekelaman yang pernah membuat gue menangis internal dan eksternal, kegondokan yang pernah bikin gue mentok dan tersesat. Tapi, gue masih ingin coba cinta. Masih ingin merasakan dicintai dan mencintai. Ya ya ya … liat saja nanti, apa cinta bakal berpihak ke gue atau justru harapan kosong yang bakal memilih gue. Gue rindu dengan cinta. Hahaha…naïf! Kebanyakan nonton film roman gombel! Ya ya ya…kali aja gitu, kali ini bukan salah sangka?! Emang nggak boleh! Gue kan berhak atas cinta juga. Kenapa sih harus sinis seperti itu. Terserah deh cinta mau apa nggak main-main lagi dengan gue. Tapi, jangan salahkan gue ya kalo dunia terbalik dan gue yang akan mempermainkan cinta itu. Yeah…quite horror. Selamat untuk cinta yang baru.